Selasa, 10 Agustus 2010

~..~ NASEHAT PARA PENCARI ILMU ~..~

DARI
( Imam Al Ghazali )

Ketahuilah, salah seorang murid Al Ghazali yang telah menyertai gurunya selama bertahun-tahun bertanya-tanya kepada dirinya. Ia berguru, menemani dan melayani gurunya dalam waktu yang cukup lama. Berbagai ilmu dan pengalaman spiritual telah diperolehnya, tetapi ia masih merasa ragu terhadap dirinya. Ia berkata kepada dirinya, "Saya telah membaca berbagai macam ilmu. Usiaku habis untuk belajar dan mengumpulkan bermacam-macam ilmu. Hingga sekarang saya tidak mengetahui ilmu yang mana yang bermanfaat bagiku dan menemaniku kelak di alam kubur. Saya juga tidak tahu ilmu mana yang tidak bermanfaat bagiku sehingga saya harus meninggalkannya. Padahal Rasulullah saw. telah berdoa: "Ya Allah, sesungguhnya saya berlindung denganMu dari ilmu yang tidak bermanfaat."

Ia terus berpikir dan berpikir sampai akhirnya memutuskan untuk menulis surat kepada gurunya, Al Ghazali. Ia mengadukan kepadanya kegelisahan hatinya dan meminta nasihat. Ia memang mengaku sudah banyak memperoleh pelajaran dari gurunya, tetapi yang dicari belum ditemukan. Salah satu ucapan yang disampaikan kepada gurunya adalah sebagai berikut: "Beberapa buku karangan Syekh, seperti Kitab Ihya’ dan kitab-kitab yang lain memang sudah menjawab masalah saya. Akan tetapi, maksud saya di sini adalah agar Syekh menuliskan untuk saya nasihat yang tertulis hanya dalam beberapa lembar kertas. yang saya bisa membawanya sepanjang hidup saya dan mengamalkannya."
Kemudian Al Ghazali menulis jawaban. Surat itu kepada muridnya sebagaimana berikut.

Ilmu adalah Untuk Diamalkan
Ketahuilah, wahai anakku yang mulia dan sahabat yang ikhlas, - semoga Allah melanggengkan ketaatanmu kepadaNya dan melangkahkan kakimu dijalan para kekasihNya-, Sesungguhnya tebaran nasihat ditulis dari tambang risalah Rasulullah saw. Jika nasihat dari beliau telah sampai kepadamu, maka nasihat apa lagi yang kamu butuhkan dariku. Jika belum sampai, maka katakan kepadaku apa yang telah kamu peroleh selama bertahun-tahun ini dari ilmu yang telah kau raih? Sementara pada saat yang sama engkau habiskan waktumu mencari ilmu itu.

Wahai Anakku di antara nasihat Rasulullah saw. yang sangat berharga adalah sabda beliau ini:
"Tanda-tanda Allah berpaling dari hambaNya adalah kesibukan hamba itu dengan sesuatu yang tidak berarti. Jika seseorang sesaat saja dari usianya hilang untuk sesuatu yang tidak berguna bagi tujuan penciptaannya, maka patut baginya mendapatkan kerugian yang panjang: dan barangsiapa telah melewati 40 tahun dan kebaikannya tidak mengalahkan kejelekannya, maka bersiap-siaplah ke neraka."

Nasihat ini sudah cukup bagi orang yang benar-benar ahli ilmu. Wahai Anakku, urusan nasihat sangat mudah, yang sulit adalah menerima nasihat. Karena menerima nasihat bagi hawa nafsu terasa pahit, sementara larangan-larangan itulah yang disukai oleh sebagian besar manusia, khususnya bagi orang yang hanya sibuk mencari ilmu, dimana ilmunya tersebut digunakan hanya untuk memperoleh keagungan dan kemulian dunia. Dengan upayanya mencari ilmu itu - dia hanya bertujuan untuk mendapatkan ilmu semata - bukan untuk diamalkan - agar ilmu tersebut dinisbatkan kepadanya.

Dengan demikian orang akan berkata "Si Fulan seorang yang berilmu (sarjana, master, doktor dll -pentj) dan mulia". Orang yang terakhir ini hidupnya hanya sibuk mengurusi nafsu dan memasuki lorong-lorong kehidupan dunia. Ia mengira bahwa dengan mendapatkan ilmu semata, kehidupannya akan selamat dan terlepas dari kesengsaraan. Ia tidak butuh amal. Ini adalah keyakinan para filsuf. Mahasuci Allah. Ia tidak mengetahui ketentuan ini ketika sudah mendapatkan ilmu dan tidak mengamalkannya, ia justru berhujjah dengan sekian banyak dalil yang memperkuat asumsinya bahwa ilmu untuk ilmu, bukan untuk amal. Rasulullah saw. bersabda: "Manusia yang mendapatkun azab paling berat di akhirat adalah orang yang berilmu yang Allah tidak memberinya kemanfaatan atas ilmunya."

Imam Ahmad dan al-Bayhaqi meriwayatkan dari Mansur Ibn Zadan yang berkata, "Telah sampai kabar kepada kami, bahwa apabila orang berilmu tidak memperoleh manfaat dari ilmunya itu, para penghuni Neraka berteriak karena mencium baunya yang busuk. Mereka—para penghuni neraka itu— berkata kepadanya, "Apa yang telah kamu perbuat, wahai orang jelek? Kamu telah mengganggu kami dengan baumu yang busuk. Apakah tidak cukup bagimu rasa sakit dan keburukan kami?" Orang yang berilmu itu menjawab, "Dulu, aku ini orang berilmu, tetapi aku tidak memperoleh manfaat dari ilmuku."

Diriwayatkan bahwa Al Junaidi setelah wafat memperlihatkan dirinya dalam tidurku, lalu ditanyakan kepadanya, "Apa kabar. hai Abu Al Qasim (panggilan Al Junaidi)?" Ia menjawab, "Semua ungkapan (ilmu) telah rusak dan isyarat-isyarat (ilmu yang lebih dalam) juga musnah. Tidak ada yang memberi kami manfaat kecuali rakaat-rakaat yang kami rukuk di tengah malam."

Wahai Anakku, Janganlah kamu menjadi orang yang bangkrut sebab amalmu, dan jangan pula batinmu dalam keadaan kosong dari dzikir pada Allah. Yakinlah bahwa ilmu semata tidak mungkin bisa diandalkan.
Contohnya, seandainya seorang laki-laki gagah di tengah gurun sendirian memiliki sepuluh pedang India yang sangat ampuh dan beberapa pusaka lainnya. Laki-laki itu dikenal pemberani dan jago perang.

Kemudian seekor singa yang sangat besar menghampirinya dan siap menerkamnya. Apa pendapatmu, apakah senjata-senjata yang hebat itu mampu mencegah laki-laki itu dan terkaman singa jika ia tidak menggunakan dan menghantamkannya kepada singa? Sudah pasti senjata-senjata itu tidak mampu melindunginya kecuali dengan digerak-gerakkan.

Demikian juga jika seseorang telah membaca 100.000 masalah ilmiah dan berhasil menguasainya. tetapi tidak mengamalkannya, maka ilmu-ilmu itu tidak akan memberinya manfaat kecuali dengan mengamalkannva.
Contoh lain. jika seseorang sakit kuning, dan ia mengetahui bahwa kesembuhannya hanya dengan ramuan obat tertentu yang telah dikuasainya, maka ia tidak mungkin sembuh kecuali dengan meminum obat itu.

Seandainya kamu telah belajar puluhan tahun, membaca banyak buku dan menguasai berbagai macam ilmu, lalu kamu menyimpan kitah-kitab sebagai bahan koleksi pribadi, maka semua itu tidak akan menolong dan menjadikanmu mendapatkan manfaat kecuali dengan mengamalkannya.
Allah swt. berfirman:

"Dan bahwa manusia tidak memperoleh selain apa yang telah diusahakannya." (QS. Al Najm: 39).
"Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya. maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh." (QS. Al Kahfi: 110).

"Sebagai pembalasan dari apa yang selalu mereka kerjakan." (Qs. Al Taubah: 82).

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh. bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal. Mereka kekal di dalamnya. mereka tidak ingin berpindah darinya." (QS. Al Kahfi: 107-108).

"Kecuali orang-orang yang bertobat, beriman dan mengerjakan amal saleh." (Qs. Al Furqan: 70).
Apa pula pendapatmu tentang hadis berikut ini:

"Islam dibangun di atas lima [dasar]: bersaksi bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah dan Muhammad adalah utuisan Allah, menegakkan shalat., mengeluarkan zakat, berpuasa Ramadlan, dan berhaji ke Baitullah bagi yang mampu [menempuh] perjalanan ke sana."

Iman adalah diucapkan dengan lidah, dibenarkan dengan hati dan dilakukan dengan organ-organ tubuh. Dalil yang menunjukkan keharusan beramal lebih banyak daripada orang yang menghitung-hitung hahwa seseorang bisa sampai ke surga berkat keutamaan dan kemuliaan Allah. Akan tetapi, hal ini hanya mungkin tercapai setelah orang itu melakukan ketaatan dan beribadah kepadaNya, karena rahmat dan keutamaan Allah hanya untuk orang-orang yang mendekati kebaikan. Yakni golongan orang baik.

Seandainya dikatakan pula hahwa surga bisa dicapai dengan iman semata, maka kami jawab, "Benar, tetapi sampai kapan?" Berapa banyak rintangan yang menuju surga yang harus dipangkas jika benar-henar ingin sampai. Tantangan pertama adalah tantangan iman. Apakah iman yang dimilikinya berhasil dipertahankan dan tidak tercabut dari hatinya, atau sebaliknya? Jika imannya selamat, apakah ia termasuk orang yang khianat atau bangkrut? Hasan Basri berkata. "Allah pada hari kiamat akan berkata kepada hamba-hambaNya, "Masuklah, hai hamha-hamhaKu ke surga sebab rahmatKu dan berbagilah kamu dengan amalmu."

Wahai Anakku, selama kamu tidak beramal, maka kamu tidak mendapatkan upah (pahala).
Dikisahkan hahwa seorang pria Bani Israil telah menyembah Allah selama 70 tahun. Allah swt. ingin memperlihatkannya kepada para malaikat, Maka diutuslah satu malaikat untuk memberikan kabar kepadanya bahwa ibadah yang selama ini dilakukannya belum menjadikannya layak masuk surga. Ketika kabar itu diterimanya, ia menjawabnya demikian. "Kami memang diciptakan untuk ibadah. Karena itu, kami harus menyembahNya." Ketika malaikat itu kembali dan menghadap Allah, ia mengadu, "Tuhanku, Engkau lebih tahu atas apa yang ia katakan." Allah pun menjawab, "Jika ia tidak berpaling dari beribadah kepada Kami, maka Kami bersama kemuliaan Kami tidak berpaling darinya. Saksikanlah, hai malaikat-malaikatKu, sesungguhnya Aku telah mengampuninya."

Rasulullah saw. bersabda:
"Hisablah (introspeksi) diri kalian sebelum kalian dihisab dan timbanglah amal kalian sebelum [amal] kalian ditimbang."

Ali bin Abi Thalib ra berkata, "Barangsiapa mengira bahwa dengan tanpa amal bisa sampai [kesurga], maka ia seorang pengangan-angan (pengkhayal). Barangsiapa mengira bahwa ia bisa sampai [ke surga] hanya karena amalnya, berarti ia adalah orang yang tidak butuh [rahmat Allah]."

Al Hasan berkata, "Mencari surga dengan tanpa amal adalah satu di antara dosa-dosa [besar]." la juga berkata, "Tanda kebenaran yang hakiki adalah meninggalkan perbuatan yang memperhatikan amal dan bukan meninggalkan amal."

Rasulullah saw. bersabda: "Orang yang cerdik adalah orang yang jiwanya dekat (pendek) dan beramal untuk sesuatu sesudah mati. Orang yang bodoh adalah orang yang mengikuti hawa nafsu dan mengangan-angankan Allah dengan angan-angan." Wallahualam bissawab


SEMOGA CATATAN INI BISA MEMBERIKAN PELAJARAN
~..~AMIN~..~
JAZAKUMULLAH AHSANAL JAZA

●●Masih Ada Waktu●●

Jika dalam sehari ada 24 jam, maka berapa jam masing-masing Anda habiskan untuk bekerja, tidur, makan, mandi, berolahraga, membaca?

Bagaimana dengan berdoa, memberi pelukan, memberikan ciuman pada orang yang Anda kasihi, atau sekedar menyapa orang tua Anda dan berbincang dengan mereka?
Sepertinya waktu yang kita miliki hanya habis untuk diri kita sendiri.
Namun lebih banyak waktu itu habis untuk bekerja (yah setidaknya begitulah alasannya).

Ketika ditanya seberapa sering Anda berbincang dengan ibu, Anda akan menjawab “Yah mungkin hanya beberapa menit dalam sehari, itupun jika masih ada waktu untuk berbincang”, Anda kemudian akan membela diri Anda dengan mengatakan Anda terburu waktu karena banyak pekerjaan di kantor yang harus diselesaikan.

Lalu ketika ditanya lagi berapa pelukan dan ciuman yang Anda berikan kepada keluarga atau orang yang Anda sayangi, jawaban Anda mungkin, “Saat mereka sedang berulang tahun mungkin, ah saya tidak ingat.”

Catat, itu baru berbincang dan sekedar memberi ciuman dan pelukan yang tidak memakan waktu lama.
Bagaimana dengan berdoa?
Hmmm… sepertinya akan banyak jawaban, “Yah belum ada kesadaran di dalam diri sih, mau bagaimana lagi daripada dipaksa dan hasilnya tidak khusyuk…”

Seringkali hal-hal tersebut kita anggap remeh, kita selalu merasa tidak punya banyak waktu untuk melakukannya.
Sedang untuk bekerja, jalan-jalan, hang out dengan teman-teman, nonton film di bioskop dengan pasangan Anda masih bisa Anda lakukan.
Mengapa Anda selalu berkata “Saya tidak punya waktu untuk bla bla bla…” Benarkah sesungguhnya Anda memang tidak punya waktu?
Sahabat, setiap hari kita diberi waktu yang cukup panjang untuk melakukan segala hal yang kita inginkan.

24 jam adalah waktu yang cukup panjang untuk melakukan banyak kegiatan, apalagi hanya sekedar memberikan pelukan dan ciuman kepada ibu, ayah, atau orang yang kita kasihi.

Mari kita ubah pemikiran kita, mulailah dengan mengatakan “Saya punya banyak waktu untuk melakukan segala sesuatu yang saya inginkan…” Bukankah ini adalah suatu kepuasan yang memang kita cari?
Belajar mengatur waktu dan menyempatkan untuk melakukan hal-hal yang sering kita lewatkan.
Hal-hal yang sering kita anggap remeh namun ternyata memiliki suatu makna yang sangat penting di dalam hidup.
Lanjutkan dengan mengatakan kepada orang yang kita sayangi betapa kita mengasihi mereka.
Ya sahabat, Anda punya banyak waktu untuk melakukan semua yang Anda inginkan.
Anda punya banyak waktu untuk menjadi sukses.
Tidak hanya sukses di dunia, namun juga utamanya sukses diakhirat.

●●Pil Pahit Itu Rasanya Manis●●

Bermula sewaktu ibu saya mengalami serangan jantung untuk yang ke-3 kalinya, pada seminggu yang lalu.

Saya melihat betapa menderitanya ibu, dengan nafas yang sesak, wajah pucat pasi, tanpa daya, ibu dilarikan segera ke rumah sakit, langsung menuju UGD.

Dengan sigap dan cekatan, dokter dan suster langsung memberikan oksigen, mengambil darah, menyuntikkan sesuatu dan memasang selang infus.

Sebelum dipindahkan ke kamar rawat inap, ibu sempat di rontgent dulu, saya merasa sangat pilu dan berharap, mengapa bukan saya saja yang menanggung semua derita yang dirasakan ibu yang sudah tua, pada saat ini?

Sekujur darah ditubuhku rasanya berhenti mengalir, yang saya rasakan hanya dingin , seolah ada aliran es yang menjalari.
Mengapa cobaan ini datang lagi dan lagi?
Saya benar2 merasakan kecemasan yang luar biasa.
Pada saat itulah saya teringat pada ayat Al-Qur’an yang mulia, ketika Allah Yang Maha Kuasa berfirman :
” Dan Kami pasti mengujimu dengan sesuatu, berupa ketakutan dan kelaparan, berkurangnya harta benda, jiwa dan buah2an,tapi sampaikanlah kabar gembira bagi orang2 yang sabar” ( Al-Baqarah(2); 155)

Ya Allah, tiba2 perut saya terasa nyeri! Tadi saya sok tau ya?

Dan, tau tidak? bukan hanya Allah swt yang mengatakan demikian, Nabi Muhammad saw tercintapun mengingatkan kita :

” Kesulitan akan terus menimpa laki2 dan perempuan beriman, melalui tubuh, keluarga dan harta mereka , sampai mereka menemui Allah tanpa dibebani satu dosapun”(HR.Tarmidzi).
Aku bertanya pada diriku sendiri, mengapa bahkan setelah Tuhanku dan RasulNYA jelas2 memberitahu cobaan2 yang akan menemani hidupku, aku tetap tidak mau bersiap diri utk menghadapi cobaan2 itu?
Mengapa kita tidak siap, sahabat2ku?
Ya Allah……..tidakkah seharusnya aku membekali diri dengan baik?

Astaghfirullah…………Ampuni aku Tuhanku……
Tetapi, aku masih punya satu pertanyaan mendesak.
Bagaimana jika, kalaupun aku sudah siap menghadapi semua cobaan yang akan datang, ternyata cobaan itu terlalu keras, terlalu berat, terlalu pelik dan terlalu sulit utk kutanggung?

Disinilah aku teringat firman Allah dalam ayat yang indah ini :
” Allah tiada membebani seseorang kecuali menurut kemampuannya” ( Al-Baqarah (2) ; 286).
Alhamdulillah ! Leganya…………….tidakkah kalian juga merasa lega ,sahabat2?

Jadi, berapapun beban yang sudah atau akan mendatangi kita, kita pasti sanggup menghadapinya, tak masalah!
Dan, tahukah sahabat? Tidak hanya IA berjanji bahwa cobaan2 itu adalah cobaan2 yang sanggup kita hadapi, namun, jika kita bersabar menghadapinya dengan senyum, IA juga menjanjikan hadiah istimewa bagi kita.
Ya, aku tidak bercanda, sahabat2!
IA, Al-Wadud, Yang Maha Mencintai, telah bersabda kepada Rasulullah saw :

” Tiada seorang muslim tertusuk duri atau yang lebih dari itu, kecuali Allah swt menaikkan derajatnya atau menghapuskan dosanya” (HR. Muslim).

Subhanallah! ……………….Pada saat inilah aku menyadari sesuatu yang luar biasa.
Pertama, IA,Tuhan kita memberi kita peringatan awal mengenai jenis2 cobaan ( harta benda, keluarga, tubuh, kelaparan, ketakutan).
Kedua, IA mengatakan tak perlu cemas, krn cobaan2 itu tidak akan sesuatu yang tidak sanggup kita tanggung.
Ketiga, IA berjanji untuk kesulitan paling ringan yang kita hadapi pun (seperti tusukan duri) , IA akan menaikkan derajat kita atau menghapus dosa kita!

Subhanallah, memang , Allah swt Maha Pengasih terhadap hambaNYA.

Dan, seharusnya aku tau, jika aku sungguh2 percaya bahwa Allah adalah Perencana Terbaik, dan aku sungguh2 yakin bahwa Allah swt lah yang paling tau, seharusnya aku tidak merasa cemas setitik pun, setujukah sahabat?

Ikhlas apa Pelit?

Bersedekahlah dengan ikhlas, bukan karena terpaksa atau ingin dilihat orang, tapi hanya mengharap ridha Allah swt semata.
Allah swt tidak melihat amal sedekah seseorang semata dari jumlahnya, tapi juga niat dan keikhlasannya.
Jumlah yang banyak bisa jadi tidak bernilai ibadah manakala niat dan tujuannya hanya ingin dilihat tetangga.
Sementara, meski jumlahnya sedikit, tapi jika dikeluarkan dengan ikhlas, hanya mengharap ridho Allah, maka nilai ibadahnya akan menjadi besar.
Apa lagi jika yang kita sedekahkan jumlahnya besar, insya Allah nilai ibadahnyapun akan semakin besar.
Tapi, sayangnya kita sering salah menerapkan makna ikhlas dalam beramal. Biar sedikit yang penting ikhlas, akhirnya kita terbiasa ikhlas beramal hanya dalam jumlah yang sedikit.
Dapat kita temui faktanya di lapangan, perbedaan ketika beramal dengan ketika kita mengeluarkan harta untuk kepentingan dan kesenangan dunia.

Acara kumpul dengan tetangga sambil bakar ikan atau ayam misalnya, dengan ringan kita mengeluarkan uang lima puluh ribu untuk patungan.
Tapi ketika ada petugas mushola yang datang, uang lima ribu rupiah rasanya sudah cukup, yang penting ikhlas.

Atau juga di kantor, meski makan siang sudah disediakan oleh perusahaan, jika menunya tidak cocok dengn selera, maka mengeluarkan dua puluh ribu untuk membeli makanan di luar tidaklah sayang.

Sementara ketika ada edaran sumbangan duka cita, beberapa lembar uang ribuan dirasa sudah cukup pantas, lagi-lagi yang penting ikhlas.
Ada perbedaan yang jelas saat kita mengeluarkan harta kita untuk kepentingan dunia dan akhirat.

Kalau ikhlas diartikan tidak dengan paksaan, atau tidak mengungkit-ngungkit apa yang sudah kita keluarkan, memang itulah namanya ikhlas.

Tapi yang berbeda adalah, kita cenderung ikhlas mengeluarkan harta kita dalam jumlah yang besar hanya untuk kepentingan dan kesenangan dunia.
Sementara untuk kepentingan akhirat, kita cenderung ikhlas hanya dalam jumlah yang kecil.
Orientasi kita masihlah cenderung seputar dunia saja.

Kita sering berlaku curang, memakai alasan ikhlas untuk menutupi pelit yang sebenarnya.
Tidak semua orang, tapi yang seperti ini benar-benar ada.
Atau jangan-jangan kita termasuk di dalamnya? Astaghfirullah, mudah-mudahan tidak.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. : seorang lelaki menemui Nabi Muhammad Saw dan bertanya, “ya Rasulullah Saw, sedekah apakah yang paling utama?
” Nabi Muhammad Saw menjawab, “sedekah yang kau berikan ketika kau dalam keadaan sehat, kikir dan takut terhadap kemiskinan dan menginginkan kekayaan.
Janganlah menunggu sampai dekatnya saat kematian dengan mengatakan, ‘untuk si fulan sekian, dan untuk si fulan sekian, dan harta tersebut telah menjadi milik ahli warisnya’”.

Mari, kita rubah cara pandang kita dalam beramal.
Tetap yang utama adalah niat dan keikhlasan, namun jangan selalu dalam jumlah yang kecil, kecuali hanya jika benar-benar terpaksa.
Jangan sampai terjebak pada kepentingan dan kesenangan duniawi saja.
Barangkali kita perlu merubah prinsip dalam beramal sedekah, dari ‘biar sedikit yang penting ikhlas’ menjadi ‘biar banyak yang penting ikhlas‘. :D

Ikhlas apa pelit?
Pertanyaan yang menarik, bukan siapa yang mengucapkan dan siapa orang yang dimaksudkan, namun aku merasa bahwa pertanyaan ini berlaku juga untukku dan perlu aku renungkan.
Bagaimana anda menyikapi pertanyaan ini?

MENUTUP RAMBUT BAGI WANITA

Telah menjadi suatu ijma’ bagi kaum Muslimin di semua negara dan di setiap masa pada semua golongan fuqaha, ulama,
ahli-ahli hadis dan ahli tasawuf, bahwa rambut wanita itu termasuk perhiasan yang wajib ditutup, tidak boleh dibuka di hadapan orang yang bukan muhrimnya.

Adapun sanad dan dalil dari ijma’ tersebut ialah ayatAl-Qur’an:

“Katakanlah kepada wanita yang beriman, ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya, memelihara kemaluannya,dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) tampak darinya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, …”(Q.s. An-Nuur: 31).

Maka, berdasarkan ayat di atas, Allah swt. telah melarang bagi wanita Mukminat untuk memperlihatkan perhiasannya. Kecuali yang lahir (biasa tampak). Di antara para ulama,baik dahulu maupun sekarang, tidak ada yang mengatakan bahwa rambut wanita itu termasuk hal-hal yang lahir; bahkan
ulama-ulama yang berpandangan luas, hal itu digolongkan perhiasan yang tidak tampak.

Dalam tafsirnya, Al-Qurthubi mengatakan, “Allah swt. telah melarang kepada kaum wanita, agar dia tidak menampakkan perhiasannya (keindahannya), kecuali kepada orang-orang tertentu; atau perhiasan yang biasa tampak.”

Ibnu Mas’ud berkata, “Perhiasan yang lahir (biasa tampak) ialah pakaian.” Ditambahkan oleh Ibnu Jubair, “Wajah”
Ditambah pula oleh Sa’id Ibnu Jubair dan Al-Auzai, “Wajah, kedua tangan dan pakaian.”

Ibnu Abbas, Qatadah dan Al-Masuri Ibnu Makhramah berkata,“Perhiasan (keindahan) yang lahir itu ialah celak, perhiasan dan cincin termasuk dibolehkan (mubah).”

Ibnu Atiyah berkata, “Yang jelas bagi saya ialah yang sesuai dengan arti ayat tersebut, bahwa wanita diperintahkan untuk tidak menampakkan dirinya dalam keadaan berhias yang indah
dan supaya berusaha menutupi hal itu. Perkecualian pada bagian-bagian yang kiranya berat untuk menutupinya, karena darurat dan sukar, misalnya wajah dan tangan.”

Berkata Al-Qurthubi, “Pandangan Ibnu Atiyah tersebut baik sekali, karena biasanya wajah dan kedua tangan itu tampak diwaktu biasa dan ketika melakukan amal ibadat, misalnya salat, ibadat haji dan sebagainya.”

Hal yang demikian ini sesuai dengan apa yang diriwayatkan oleh Abu Daud dari Aisyah r.a. bahwa ketika Asma’ binti Abu Bakar r.a. bertemu dengan Rasulullah saw, ketika itu Asma’ sedang mengenakan pakaian tipis, lalu Rasulullah saw.
memalingkan muka seraya bersabda:

“Wahai Asma’! Sesungguhnya, jika seorang wanita sudah sampai masa haid, maka tidak layak lagi bagi
dirinya menampakkannya, kecuali ini …” (beliau mengisyaratkan pada muka dan tangannya).

Dengan demikian, sabda Rasulullah saw. itu menunjukkan bahwa rambut wanita tidak termasuk perhiasan yang boleh ditampakkan, kecuali wajah dan tangan.

Allah swt. telah memerintahkan bagi kaum wanita Mukmin,dalam ayat di atas, untuk menutup tempat-tempat yang biasanya terbuka di bagian dada. Arti Al-Khimar itu ialah “kain untuk menutup kepala,” sebagaimana surban bagi
laki-laki, sebagaimana keterangan para ulama dan ahli tafsir. Hal ini (hadis yang menganjurkan menutup kepala) tidak terdapat pada hadis manapun.

Al-Qurthubi berkata, “Sebab turunnya ayat tersebut ialah bahwa pada masa itu kaum wanita jika menutup kepala dengan akhmirah (kerudung), maka kerudung itu ditarik ke belakang,sehingga dada, leher dan telinganya tidak tertutup. Maka,Allah swt. memerintahkan untuk menutup bagian mukanya, yaitu dada dan lainnya.”

Dalam riwayat Al-Bukhari, bahwa Aisyah r.a. telah berkata,“Mudah-mudahan wanita yang berhijrah itu dirahmati Allah.”

Ketika turun ayat tersebut, mereka segera merobek pakaiannya untuk menutupi apa yang terbuka.

Ketika Aisyah r.a. didatangi oleh Hafsah, kemenakannya, anak dari saudaranya yang bernama Abdurrahman r.a. dengan memakai kerudung (khamirah) yang tipis di bagian lehernya, Aisyah
r.a. lalu berkata, “Ini amat tipis, tidak dapat menutupinya.”

●●Tujuan Hidupmu●●

Saudaraku...!!!Kerinduan kerap membuncah dalam hati, ketika yang dirindukan masih jauh dari kenyataan. Setelah bertemu, semuanya menjadi begitu biasa. Kitapun limbung untuk melangkah. Selanjutnya, putus asa menjadi begitu akrab menghiasi hari-hari berikutnya.

Ya,,,,,, kelemahan yang telah meluluhlantahkan integritas diri lalu mencampakkannya ke sudut-sudut penyesalan yang tak lagi berguna. Semuanya akibat kelemahan diri(Al-'Ajz) dan Iman, ditingkahi lagi oleh kemalasan yang membuat waktu berlalu percuma. Padahal waktu adalah diri kita. Setiap detik yang berlalu ibarat perginya setiap serpih dari tubuh kita dengan bijak ulama berwejang "Yang lalu telah luput dan yang akan terjadi tidak kita ketahui. Yang tersisa hanyalah waktu di mana saat ini anda berada"Evaluasi diri harus kita lakukan setiap saat, tanpa sekat jam atau hari, tak ada kata menunda(Taswif). Yang ada hanyalah berbuat, berbuat , dan terus berbuat. Lalu biarkan Allah, Rasul-Nya dan orang-orang beriman yang menilai hasilnya....Pada titik ini, kita lalu bertanya di mana letak jeda dan rehat?

Bagi seorang mukmin jeda hanyalah sekedar jenak-jenak perpindahan antara suatu kebaikan menuju kebaikan lain. Bukan mengisi kelowongan dengan ketololan yang sering tak berpangkal.Mengkambing-hitamkan waktu,kesibukan atau kejenuhan yang mendera bukanlah tindakan bijak. Sebab, setelah jiwa puas dengan dalih ini, mulailah syaitan melunakkan hati kita untuk menerima amal saleh kita yang kurang.Masih ada waktu untuk merubah diri, hanya ketabahan disamping kontinyuitas optimisme untuk mengusung perubahan diri dan menerjemahkan dalam bentuk konkrit. Adakah kita sempat merenungkan hal ini ???????

YA ALLAH.... KUATKAN AKU

Ya Allah…
adalah selama ini kesalahan-kesalahan ku sebagai manusia yang dhaif yang membuatku lemah ya Rabb. Semangat terindah ku mulai meredup ya Rabb. Hanya satu cara untukku bisa menggapai mimpi-mimpi ku itu, aku harus kembali padamu.

Ya Allah…
Belakangan ini aku sering mengeluh pada-Mu, aku haus akan rahmat keimanan dari-Mu, aku yakin Engkau tidak akan meninggalkanku, namun apalah dayaku ya Allah, aku belum bisa membacad tanda-tanda dari-Mu.

Ya Allah
Aku mohon dari hati yang terdalamku, berilah aku kesempatan untukku bisa menyelesaikan amanahku dengan baik. Aku takut, amanah ini yang akan mengganjal ku mendapatkan tiket ekspres ke surga-Mu.

Ya Allah…
tulangku sudah lelah dan tubuhku pun mulai ringkih sehingga tarikan nafasku mulai isak mengisak. Aku takut ya Rabb. Ampun. Kuatkan aku ya Rabb. Jangan biarkan aku larut terdalam seperti ini. Aku punya cita-cita besar untuk masa depanku. Jika aku jauh dari-Mu, aku tidak sanggup ya Rabb. Siapa yang akan menuntun ku lagi. Siapa yang akan memberikan cahaya terindah kasih. Siapa Ya Rabb…

Ya Allah…
Dunia ku semakin mendesakku. Aku terlempar kedalam sisi terlemahku. Aku sesaat merasa hamp dan terdiam. Aku ingin kuat, namun aku tidak tahu caranya. Ya Allah, jangan hukum aku dengan kehampaan ini. Jangan ya Rabb. Berikan aku sinar terang itu ya Rabb. Aku ingin menemui-Mu dalam sujud terindahku dalam kesendirianku. Dunia ini sungguh melenakanku.

Ya Allah..
apakah selama ini syukurku adalah syukur yang pura-pura ya Rabb. Ampun..ampun. Aku menyesal ya Rabb. Panggil lagi jiwa ini ya Rabb. Oh Al-Qur’an tangan ini ingin menggenggam-mu selamanya, mata ini ingin melihat lekukan jiwa-mu dan nafas ini ingin menghembuskan Lafaz-mu. Mungkin itulah jawabannya.

Ya Allah…
betapa Engkau tahu diri ini lemah, sangat lemah…
kuatkanlah aku ya Rabb…
bolehkah sejenak merasakan lagi isyarat-isyarat indah nikmat-Mu yang mampu membuatku terpana dan terpesona. Ya Rabb, kabulkanlah ya Rabb. Ya Allah, berikanlah kehidupan yang baik bagi ku, masa depan yang penuh penaklukan bagi ku, aku tidak ingin menyia-nyiakan hidup yang sesaat ini.

Ya Rabb, tuhan yang Maha Mendengar..rintihan-rintihan hamba-hamba-Nya. Bolehkan aku kembali…
dan masihkan terbuka pintu bagi ku…

dan aku pun tahu…
betapa Engkau akan seperti itu…
Selamanya…
terimakasih ya Rabb…
semoga rintihan ini terjawab…
saat waktunya nanti Engkau mengirimkan untukku berita gembira tentang aku yang akan segera bertemu dengan-Mu…
Ya Allah…
ampun…

Kesucian Hati

“Bumi dan langit-Ku tidak akan mampu menampung-Ku dan hati hamba-Ku yang berimanlah yang mampu menampung-Ku” (Hadist Qudsy).

Manusia dikaruniai oleh Allah SWT begitu banyak nikmat yang patut disyukuri. Diantara nikmat terbesar yang diberikan Allah SWT adalah nikmat kesucian hati. Bisa kita analogikan bahwa hati itu ibarat matahari. Ia adalah sumber kehidupan alam semesta yang bersinar mulai dari pagi hari hingga senja ketika langit dihiasi rona kemerah-merahan. Begitulah hati, ia akan dipenuhi oleh kecerahan dan kebersihan jika ia berada pada tingkat kesucian. Ia akan menjadi sumber petunjuk bagi manusia dalam setiap gerak langkahnya bahkan kesucian hati itu akan terejawantahkan dalam prilaku sehari-hari. Ia akan membuat manusia menjadi makhluk yang bersyukur, mencintai amalan yaumian bahkan bisa mencapai tingkat ketawadu’an teringgi yaitu zuhud.

Kezuhudan yang dimaksud adalah tidak terlalu mengambil hati tentang permasalahan dunia ini, susah dan senang yang dialami akan tetap dihadapi dengan senyuman. Derita dan nikmat sama saja bagi orang yang zuhud, mereka akan tetap bersyukur terhadap hal itu. Hidup mereka hanya untuk mengabdi kepada Allah SWT semata. Alangkah indahnya kondisi seperti itu dan hal tersebut tidak akan didapatkan jika kita belum membersihkan hati kita dari dosa.

Ketika kita berbicara mengenai hati, marilah kita bedakan hati yang berupa organ tubuh dan hati yang abstrak. Hati yang kita kenal dengan lever jelas fungsinya dalam mekanisme tubuh, tapi hati yang abstrak memiliki fungsi berbeda. Ialah yang akan membentuk pola prilaku kita, ia ada tapi tidak memiliki wujud namun akibat yang ditimbulkannya bisa kita rasakan. Ia akan menjadi sombong angkuh dan takabur ketika kita tidak mampu menjaganya dari godaan setan dan hawa nafsu tapi sebaliknya ia akan putih bercahaya yang dipenuhi rasa ikhlas dan rendah hati ketika senantiasa bertaubat dan mendekatkan diri pada-Nya.

Kenapa hati begitu krusial dan bermakna? Karena denganyalah setiap gerak-gerik kita akan terkontrol, denganyalah kita menyadari bahwa segala keputusan yang kita ambil dalam hidup kita tidak akan terlepas dari pertimbangan hati. Ketika hati yang terbersih kita berbicara yaitu hati nurani, maka yang akan kita dapatkan adalah petunjuk yang benar karenqa hati nurani kita tidak akan pernah mengatakan hal yang salah selama kita memeliharanya. Sungguh besar karunia Allah SWT itu.

Rasa syukur yang tak terhingga menjadi sangat relevan untuk diungkapkan atas nikmat kesuciaan hati itu pada Allah SWT. Ia berbanding lurus dengan keimanan seseorang. Tingkat keimananlah yang membuat manusia bisa merasakan nikmatnya mendekatkan diri pada Allah SWT. Bahkan dengan iman yang melahirkan kesucian hati itu, rumput yang terkena hembusan angin pun akan membuat kita merinding bukan kepalang bahkan sampai meneteskan air mata mengingat begitu Maha Besarnya Allah yang digenggamannya alam semesta bergerak serentak dengan tingkat keterpaduan antar komponen yang luarbiasa. Balance.

Kisah Nabi Muhammad SAW dan para sahabat adalah refleksi dimana iman dan hati adalah pusat pembinaan yang paling utama. Dari pembinaannyalah lahir pemuda-pemuda gurun pasir yang selama ini tidak dikenal bahkan cenderung diremehkan menjadi pejuang besar Islam yang mendengar namanya saja, para musuh bisa gentar. Artinya apa? Nabipun diawal dakwahnya, hati para sahabat dulu yang beliau bersihkan, sehingga setelah kokoh dengan pemahaman Aqidah Islamiyah, maka ia memunculkan keimanan tingkat tinggi terlihat dari kesyahidan yang mereka harapkan dari setiap perjuangan menyebarkan agama Allah SWT.

Sungguh orang yang bisa menjaga kesucian hatinya adalah manusia yang beruntung. Ia akan mendapatkan janji balasan dari Allah SWT tentang surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai yang didalamnya tidak ada perkataan sia-sia. Mereka akan berkumpul dengan para shalihin yang terduhulu, sekarang dan akan datang merekalah manusia yang teruji keimanannya sehingga mendapatkan kerido’an dari Allah SWT untuk masuk kedalam surga-Nya Yang Agung. Maka beristigfarlah kepada Allah SWT, mohonkanlah agar kita senantiasa diberi ampunan dari kesalahan yang sengaja maupun tidak disengaja dan mohonkanlah agar Allah SWT meluluhkan selubung hitam dosa dihati sehingga kembali putih bersinar seperti mentari dipagi hari yang cerah.

Tahukah sahabat, hatilah yang menjadi penghubung kita dengan Rabb yang Maha Sempurna, tempat turunnya petujuk Allah Azza wajalla. Tempat Allah SWT memberikan rahmat kesadaran, keyakinan dan kebenaran akan adanya hari pembalasan kelak di Yaumil Mahsyar. Untuk apakah itu semua?, agar kita takut untuk melakukan kesalahan dan senantiasa menjadi manusia yang lebih baik dari hari keharinya. Maukah kita menyia-nyiakan hidup yang hanya sementara dan singkat ini dengan hal yang tidak berguna dan main-main karena Allah telah menegaskan bahwa hidup di dunia adalah senda gurau dan main-main saja sementara kehidupan akhirat yang lebih panjang dan penuh kenikmatan kita sia-siakan?. Maka sucikanlah hati sehingga Allah senantiasa bersemayam dihati kita dan senantiasa menunjukinya ke Shiratal mustaqim.sehingga terhindar dari siksa neraka. Amin. Wallahu’alam bi ashawab.

Muhasabah Diri

"Wahai manusia !

Aku heran pada orang yang yakin akan kematian, tapi hidup bersuka ria.

Aku heran pada orang yang yakin akan pertanggungjawaban segala amal perbuatan di akhirat, tapi asyik mengumpulkan dan menumpuk harta.

Aku heran pada orang yang yakin akan kubur, tapi ia tertawa terbahak-bahak.

Aku heran pada orang yang yakin akan adanya alam akhirat, tapi ia menjalani hidupnya dengan bersantai-santai.

Aku heran pada orang yang yakin akan kehancuran dunia, tapi ia menggandrunginya.

Aku heran pada intelektual, yang bodoh dalam soal moral.

Aku heran pada orang yang bersuci dengan air, sementara hatinya masih tetap kotor.

Aku heran pada orang yang sibuk mencari cacat dan aib orang lain, sementara ia tidak sadar sama sekali terhadap cacat yang ada pada dirinya.

Aku heran pada orang yang yakin bahwa Allah SWT senantiasa mengawasi segala perilakunya tapi ia berbuat durjana.

Aku heran pada orang yang sadar akan kematiannya, kemudian akan tinggal dalam kubur seorang diri, lalu diminta pertanggungjawaban seluruh amal perbuatannya, tapi berharap belas kasih orang lain.

Sungguh.. tiada Tuhan kecuali Aku.. dan Muhammad adalah hamba dan utusan-Ku.

Wahai manusia !

Hari demi hari usiamu kian berkurang, sementara engkau tidak pernah menyadarinya. Setiap hari Aku datangkan rejeki kepadamu, sementara engkau tidak pernah memujiKu. Dengan pemberian yang sedikit, engkau tidak pernah mau lapang dada. Dengan pemberian yang banyak, engkau tidak juga pernah merasa kenyang.

Wahai manusia !

Setiap hari Aku mendatangkan rejeki untukmu. Sementara setiap malam malaikat datang kepadaKu dengan membawa catatan perbuatan jelekmu. Engkau makan dengan lahap rejekiKu, namun engkau tidak segan-segan pula berbuat durjana kepadaKu. Aku kabulkan jika engkau memohon kepadaKu. KebaikanKu tak putus-putus mengalir untukmu. Namun sebaliknya, catatan kejelekanmu sampai kepadaKu tiada henti.

Akulah pelindung terbaik untukmu. Sedangkan engkau hamba terjelek bagiKu. Kau raup segala apa yang Kuberikan untukmu. Kututupi kejelekan yang kau perbuat secara terang-terangan.

Aku sungguh sangat malu kepadamu, sementara engkau sedikitpun tak pernah merasa malu kepadaKu. Engkau melupakan diriKu dan mengingat yang lain.

Kepada manusia engkau merasa takut, sedangkan kepadaKu engkau merasa aman-aman saja.

Pada manusia engkau takut dimarahi, tetapi pada murka-Ku engkau tak peduli."

Ikhwan fillah, bersujudlah dan bertaubatlah kepada allah SWT serta menangislah.

betapa banyak dosa yang telah kita perbuat selama ini.

lihatlah betapa banyak kelalaian yang telah kita lakukan selama ini.

"Ya Allah,

kami bukanlah hambaMu yang pantas memasuki surga firdausMu, tidak juga kami mampu akan siksa api nerakaMu, berilah hambaMu ini ampunan, dan hapuskanlah dosa-dosa kami, sesungguhnya hanya Engkaulah Sang Maha Pengampun, Sang Maha Agung.

Ya Allah,
dosa-dosa kami seperti butiran pasir dipantai,
anugrahilah kami ampunan wahai Yang Maha Agung,
umur kami berkurang setiap hari sedangkan dosa-dosa kami terus bertambah
adakah jalan upaya bagi kami.

Ya Allah,

hambaMu yang penuh maksiat ini bersimpuh menghadapMu mengakui dosa-dosanya dan memohon kepadaMu,
ampunilah, karena hanya Engkaulah Sang Pemilik Ampunan,
bila Engkau Campakkan kami,
kepada siapa dan kemana kami mesti berharap selain dariMu".
"Hisablah dirimu sebelum Allah menghisabmu".

Imam Ali bin Abu Thalib RA

~..~ FITRAH MANUSIA ~..~

Manusia adalah puncak ciptaan dan merupakan sosok makhluk yang tertinggi. sesuatu yang membuat manusia menjadi manusia bukan hanya beberapa sifat yang melekat atau kegiatan yang dilakukannya,melainkan sesuatu yang merangkum keseluruhan susunan sifat-sifat dan kegiatan khusus yang dimiliki manusia saja,yaitu fitrah.

Fitrah menumbuhkan keinginan dan kecendrungan manusia yang suci dan kodrati kearah kebenaran (hanif ) firman ALLAH SWT dalam al-QUR'AN:Hadapkan dengan seluruh dirimu itu kepada agama (islam)sebagaimana engkau adalah hanif(secara kodrati memihak kebenaran) Itulah fitrah Allah swt yang telah memfitrahkan manusia padanya,(QS,Al - Rum:30)

Hati nurani mengarahkan keinginan pada kebaikan,kesucian,dan kebenaran.Tujuan hidup manusia adalah kebenaran hidup yang mutlak atau kebenaran terakhir,yakni ALLAH SubhannahuWa Ta'ala. Aku(ALLAH Subhannahu Wa Ta'ala ) Tidaklah menciptakan jin dan manusia kecuali untuk berbakti kepadaku(QS:AL -Zariyat:56)

Fitrah merupakan bentuk bentuk keseluruhan diri manusia yang secara asasi dan prinsipil membedakannya dari makhluk-makhluk yang lain.Dengan memenuhi tuntutan hati nurani,seseorang akan berada dalam fitrahnya serta menjadi manusia yang sejati.Dalam hal ini,kualitas kehidupan manusia tercermin dalam karya atu amal perbuatanya.

ALLAH SWT berfirman: Dan katakanlah,Bekerjalah kamu sekalian,maka ALLAH akan melihat pekerjaanmu,demikian juga ALLAH dan Rasul-NYA dan orang-orang yang beriman(masyarakat) (QS: Al TAUBAH;105) manusia tidaklah memperoleh sesuatu kecuali apa yang telah dikerjakannya.(Al - Najm:33)

Waallahu A'lam

●●PILIHAN?●●

“Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.” (QS. Asy Syams 91:8-10)

Pilihan, mungkin itulah kata yang secara sederhana yang bisa mewakili ayat diatas. Allah SWT telah memberikan kepada manusia kesempatan untuk memilih. Memilih antara kebaikan dan keburukan. Tapi, ingat! Semua pilihan ada konsekuensinya dan juga imbalannya.

Konsekuensi keburukan adalah keburukan pula. Dan hal ini benar-benar terbukti. Misal, lebih dari setengah korban pelecehan seksual adalah para kaum hawa yang belum mau atau bahkan tidak mau menutup aurat mereka dengan berbagai alasan. Atau contoh lain adalah bahwa lebih setengah dari pelaku pembuat ‘Film Asusila’ adalah mereka yang berpacaran. Hasilnya pun sudah bisa ditebak, mereka diasingkan dan dianggap orang yang tidak baik oleh masyarakat. Dan ingat, hal yang terburuk dari konsekuensi perbuatan buruk adalah ‘NERAKA!’.

Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan pula. Untuk para pemilih kebaikan, maka ada kebaikan yang akan mengiringi, insyaallah. Dan ingat, hal yang terbaik dari konsekuensi perbuatan baik adalah ‘SURGA’ dan perjumpaan dengan Allah SWT.

“Maka Allah memberi mereka pahala terhadap perkataan yang mereka ucapkan, (yaitu) surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, sedang mereka kekal di dalamnya. Dan itulah balasan (bagi) orang-orang yang berbuat kebaikan (yang ikhlas keimanannya).” (QS. Al Maidah:85)

Mulai saat ini wahai kawan mohonlah pertolongan Allah SWT untuk memilih.

Semuanya tergantung pada diri kita. Dan akhirnya, selamat memilih!

♥♥10 Ciri Orang yang Berpikir Positif♥♥

Semua orang yang berusaha meningkatkan diri dan ilmu pengetahuannya pasti tahu bahwa hidup akan lebih mudah dijalani bila kita selalu berpikir positif. Tapi, bagaimana melatih diri supaya pikiran
positiflah yang beredar di kepala kita, tak banyak yang tahu. Oleh karena itu, sebaiknya kita kenali saja dulu ciri-ciri orang yang berpikir positif dan mulai mencoba meniru jalan pikirannya.

1. Melihat masalah sebagai tantangan Bandingkan dengan orang yang melihat masalah sebagai cobaan hidup yang terlalu berat dan bikin hidupnya jadi paling sengsara sedunia.

2. Menikmati hidupnya Pemikiran positif akan membuat seseorang menerima keadaannya dengan
besar hati, meski tak berarti ia tak berusaha untuk mencapai hidup yang lebih baik.

3. Pikiran terbuka untuk menerima saran dan ide Karena dengan begitu, boleh jadi ada hal-hal baru yang akan membuat segala sesuatu lebih baik.

4. Mengenyahkan pikiran negatif segera setelah pikiran itu terlintas di benak Memelihara pikiran negatif lama-lama bisa diibaratkan membangunkan singa tidur. Sebetulnya tidak apa-apa, ternyata malah bisa menimbulkan masalah.

5. Mensyukuri apa yang dimilikinya Dan bukannya berkeluh-kesah tentang apa-apa yang tidak dipunyainya

6. Tidak mendengarkan gosip yang tak menentu Sudah pasti, gosip berkawan baik dengan pikiran negatif. Karena itu, mendengarkan omongan yang tak ada juntrungnya adalah perilaku yang
dijauhi si pemikir positif.

7. Tidak bikin alasan, tapi langsung bikin tindakan Pernah dengar pelesetan NATO (No Action, Talk Only), kan? Nah, mereka ini jelas bukan penganutnya.

8. Menggunakan bahasa positif Maksudnya, kalimat-kalimat yang bernadakan optimisme, seperti Masalah itu pasti akan terselesaikan, dan Dia memang berbakat.

9. Menggunakan bahasa tubuh yang positif Di antaranya adalah senyum, berjalan dengan langkah tegap, dan gerakan tangan yang ekspresif, atau anggukan. Mereka juga berbicara
dengan intonasi yang bersahabat, antusias, dan hidup.

10. Peduli pada citra diri Itu sebabnya, mereka berusaha tampil baik. Bukan hanya di luar, tapi
juga di dalam.

::::...Jalani Saja....::::

Hakekat hidup adalah menjalani, mungkin sebagian orang sering berkata dengan landai, Sudahlah hidup ini “JALANI SAJA...”. Mungkin sebagian kita bertanya, mengapa tidak berusaha sekuat tenaga ?, dua-duanya benar, hanya, di letakkan di mana ungkapan tersebut. Manusia merupakan makluk paling sempurna di muka bumi, kesempurnaanya di letakkan dalam Akal dan Fikiran. Sedangkan akal dan fikiran hidup karena adanya Zat Mulia dari Allah yang sering disebut dengan Zat Illahi atau Ruhul Qudus yang ada dalam diri manusia, sehingga manusia dikatakan Wali di muka bumi. Wakil Allah untuk memelihara dan memanfaatkan bumi dan isinya. Catatan... Manusia dalam memelihara dan memanfaatkan bumi dan isinya harus sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan sebagaimana firman Tuhan dalam kitab-kitab-Nya.

Bila sebagian manusia berujar ” Hidup ini jalani saja... atau hidup ini tinggal menjalani...”. mungkin mereka mendasari, dengan keyakinan yang sangat tinggi bahwa apa yang terjadi kepada diri kita dan semua manusia, itu merupakan “ Kejadian yang terbaik ”, dan sesuai ketentuan yang telah ditentukan oleh Tuhan. Tentunya hal itu sesuai dengan amal perbuatan masing-masing manusia. Sehingga dalam firman-Nya “ sekecil apapun perbuatan manusia, walaupun sebiji zarah, maka akan dibalas “, yang artinya juga bisa dimaknai “ Baik dengan baiknya, buruk dengan buruknya”.

Penyederhanaan ungkapan “ HIDUP INI JALANI SAJA”, sesungguhnya mengadung makna yang sangat dalam, di mana ungkapan tersebut terdapat perilaku sederhana, jujur, iklas dan legowo. Tentunya dalam ungkapan tersebut mempunyai implikasi “ Mencoba menikmati detik-demi detik seiring perjalanan waktu “. Nah dalam kesadaran yang demikian tinggi itulah sesungguhnya manusia mampu berfikir dengan tenang, arif, lembut dan teliti. Akhirnya manusia bisa menikmati hidup dan mengurai persoalan demi persoalan, sehingga mampu mendapatkan hakekat peristiwa yang dialami yang akhirnya mendapat manfaat dan berkah dalam setiap langkah, inikah wujud ibadah sesungguhnya..?. lantas apa yang dimaksud dengan persoalan hidup...?. sesungguhnya tergantung dari mana sisi pandang serta bagai mana mensikapinya. Mungkin demikian..?.

Yang diangankan dan yang dicita-citakan manusia adalah bahagia, selamat di dunia dan di akhirat. Dan yang ditakuti adalah persoalan. Padahal keduanya merupakan untaian setali tiga uang. Satu keping uang yang bernilai sama, hanya berbeda gambaran. Apakah akan mempersoalkan gambarnya..? atau mencoba memanfaatkannya sesuai nilainya, untuk mencapai tujuan...?, mari kita renungkan bersama.

~..~ JANGAN SIA-SIAKAN KESEMPATAN ~..~

Syaikh as-Sa’di rahimahullah berkata, ”Salah satu bukti kebijaksanaan takdir dan hikmah ilahiyah, yaitu barangsiapa yang meninggalkan apa yang bermanfaat baginya -padahal memungkinkan baginya untuk memetik manfaat itu lantas dia tidak mau memetiknya- maka dia akan menerima cobaan berupa disibukkan dengan hal-hal yang mendatangkan madharat terhadap dirinya. Barangsiapa meninggalkan ibadah kepada ar-Rahman, niscaya dia akan disibukkan dengan ibadah kepada berhala-berhala. Barangsiapa meninggalkan cinta, harap dan takut kepada Allah maka niscaya dia akan disibukkan dalam kecintaan kepada selain Allah, berharap dan takut karenanya. Barangsiapa tidak menginfakkan hartanya dalam ketaatan kepada Allah niscaya dia akan menginfakkannya dalam mentaati syaithan. Barangsiapa meninggalkan merendahkan diri dan tunduk kepada Rabb-nya niscaya dia akan dicoba dengan merendahkan diri dan tunduk kepada hamba. Barangsiapa meninggalkan kebenaran niscaya dia akan dicoba dengan kebatilan.” (Tafsir surat al-Baqarah ayat 101-103, Tais al-Karim ar-Rahman hal. 60-61).

Abdullah bin Umar radhiyallahu’anhuma berkata : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memegang kedua pundakku dan mengatakan, ”Jadilah engkau di dunia seperti orang asing atau orang yang singgah di perjalanan.” Ibnu ‘Umar berkata, “Kalau engkau berada di waktu pagi jangan sekedar menunggu datangnya waktu sore. Kalau engkau berada di waktu sore jangan sekedar menunggu datangnya waktu pagi. Manfaatkanlah waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu. Dan gunakanlah masa hidupmu sebelum datang kematianmu.” (HR. Bukhari. 6053, Kitab ar-Raqaa’iq)

*** Syukur Dan Tiga Nikmat Dalam Musibah ***

Syukur adalah memuji sang pemberi nikmat atas kebaikan yang telah ia kuasakan kepada anda.

Syukur seorang hamba itu terdiri atas tiga rukun – dan ketiga-tiganya harus ada. Yaitu;

1. Secara batin mengakui nikmat.
2. Secara lahir membicarakannya.
3. Menjadikannya sebagai sarana untuk taat kepad Allah‘Azza wa Jalla.

Jadi, syukur itu berkaitan dengan hati, lisan dan anggota badan sekaligus. Hati untuk ma’rifal dan mahabbah. Lisan untuk memuji. Anggota badan untuk menggunakannya dalam menaati Allah dan mencegah dari bermaksiat kepada-Nya.

Allah ‘Azza wa Jalla telah menyebut syukur dan iman secara beruntun. Dia menyatakan, tidaklah perlu mengadzab makhluk, jika mereka bersyukur dan beriman.

مَايَفْعَلُ اللهُ بِعَذَابِكُمْ إِن شَكَرْتُمْ وَءَامَنتُمْ

“Mengapa Allah mengadzab kalian, jika kalian bersyukur dan beriman.” (Qs. An-Nisa: 147)

Allah ‘Azza wa Jalla mengabarkan bahwa di antara hamba-hamba-Nya, yang berhak atas karunia-Nya adalah mereka yang pandai bersyukur.

وَكَذَلِكَ فَتَنَّا بَعْضَهُم بِبَعْضٍ لِيَقُولُوا أَهَؤُلآءِ مَنَّ اللهُ عَلَيْهِم مِّن بَيْنِنَآ أَلَيْسَ اللهُ بِأَعْلَمَ بِالشَّاكِرِينَ

“Dan demikianlah Kami uji sebagian mereka dengan yang lain, supaya mereka berkata, ‘Apakah mereka orang-orang yang diberi karunia oleh Allah di antara kami?’ Bukankah Allah lebih mengetahui orang-orang yang bersyukur.” (Qs. Al-An’am: 53)

Allah ‘Azza wa Jalla membagi manusia menjadi dua; syakuur (yang bersyukur) dan kaafuur (yang kufur). Hal yang paling dimurkai oleh-Nya adalah kekafiran dan orang-orang kafir. Sedangkan, hal yang paling dicintai oleh-Nya adalah kesyukuran dan orang-orang yang pandai bersyukur.

إِنَّا هَدَيْنَاهُ السَّبِيلَ إِمَّا شَاكِرًا وَإِمَّا كَفُورًا

“Sungguh telah Kami tunjukkan kepadanya jalan itu. Ada kalanya ia bersyukur dan ada kalanya ia kufur.” (Qs. Al-Insan: 3)

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

“Dan ingatlah ketika Rabb-mu memberitahukan, jika kalian bersyukur niscaya Aku akan tambah bagi kalian. Dan jika kalian kufur, sesungguhnya adzab-Ku itu amatlah berat.” (Qs. Ibrahim: 7)

Allah ‘Azza wa Jalla menjadikan tambahan (rezeki), tergantung kepada kesyukuran. Dan tambahan dari-Nya adalah tambahan yang tiada batas, sebagaimana syukur itu sendiri juga tiada batas. Allah ‘Azza wa Jalla juga menjadikan banyak pahala bergantung kepada kehendak-Nya. Seperti,

فَسَوْفَ يُغْنِيكُمُ اللهُ مِن فَضْلِهِ إِن شَآءَ

“Maka, pastilah Allah akan menjadikan kalian kaya dengan karunia-Nya, jika Dia menghendaki.” (Qs. At-Taubah: 28)

وَيَغْفِرُ لِمَن يَشَآءُ

“Dan Allah memberikan ampunan bagi siapa saja yang Dia kehendaki.” (Qs. Al-Maidah: 40)

وَيَتُوبَ اللهُ عَلَى مَن يَشَآءُ

“Dan Allah menerima taubat dari siapa saja yang Dia kehendaki.” (Qs. At-Taubah: 15)

Allah ‘Azza wa Jallamenjadikan balasan syukur tanpa pembatasan. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,

وَسَنَجْزِي الشَّاكِرِينَ

“Dan Kami akan membalas orang-orang yang bersyukur.” (Qs. Ali-Imran: 145)

Tatkala Iblis mengerti nilai syukur sebagai kedudukan tertinggi dan termulia, maka ia pun mencanangkan tujuan akhirnya, yaitu menjauhkan manusia dari bersyukur.

ثُمَّ لاَتِيَنَّهُم مِّنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَآئِلِهِمْ وَلاَتَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ

“Lalu aku akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang, dari samping kanan, dan dari samping kiri. Sehingga Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur.” (Qs. Al-Araf: 17)

Allah ‘Azza wa Jalla pun menyebutkan bahwa orang-orang yang bersyukur itu sedikit.

وَقَلِيلٌ مِّنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ

“Dan sedikit saja dari hamba-hambKu yang pandai bersyukur.” (Qs. Saba’: 13)

Termuat dalam Shahih Bukhari dan, bahwa Nabi bangun malam sampai pecah-pecah kedua (telapak) kaki beliau. Ditanyakan kepada beliau, “Engkau melakukan semua ini, padahal Allah telah mengampuni semua dosamu baik yang sudah maupun yang akan berlalu?” Beliau menjawab, “Tidak pantaskah aku menjadi hamba yang pandai bersyukur?” (HR. Bukhari dan Muslim)

Kepada Mu’adz Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَ اللهِ إِنِّي لأُحِبُّكَ فَلاَ تَنْسَ أَنْ تَقُوْلَ دُبُرَ كُلِّ صَلاَةٍ: اللّهُمَّ أَعِنِّي عَلي ذِكْرِكَ ,َشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ

“Demi Allah, aku benar-benar mencintaimu. Maka, di setiap penghujung shalat janganlah kamu lupa membaca (artinya), ‘Ya Allah, tolonglah aku agar selalu ingat kepada-Mu, mensyukuri-Mu, dan beribadah dengan baik kepada-Mu.’” (HR. Ahmad, dishahihkan oleh Adz-Dzahabi)

Syukur adalah pengikat nikmat dan penyebab bertambahnya nikmat tersebut. Umar bin Abdul Aziz berkata, “Ikatlah nikmat-nikmat Allah ‘Azza wa Jalla dengan bersyukur kepada-Nya.”

Ibnu Abu Dunya meriwayatkan, kepada seorang laki-laki dari Hamadzan, Ali bin Abi Thalib berkata, “Sesungguhnya nikmat itu berhubungan dengan syukur. Sedangkan syukur itu berkaitan dengan maziid (penambahan nikmat). Keduanya tidak bisa dipisahkan. Maka mazid dari Allah tidak akan terputus sampai terputusnya syukur dari hamba”.

Hasan Al-Bashri berujar, “Perbanyaklah menyebut nikmat-nikmat Allah. Sesungguhnya itu adalah kesyukuran. Allah telah memerintahkan Nabi-Nya untuk menceritakan nikmat Rabbnya. Dia berfirman:

وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ

“Dan adapun tentang nikmat Rabb-mu, maka ceritakanlah!” (Qs. Adh-Dhuha: 11)

Allah‘Azza wa Jalla menyukai terlihatnya bekas-bekas nikmat-Nya kepada seorang hamba. Itu adalah syukur dalam wujud perbuatan.

Adalah Abu Al-Mughirah, jika ditanya tentang kabarnya, menjawab, “Pagi ini, kita tenggelam di dalam nikmat, tetapi lemah di dalam bersyukur. Rabb kita menampakkan cinta-Nya kepada kita, padahal Dia tidak membutuhkan kita. Sedangkan kita menampakkan kebencian kepada-Nya, padahal kita sangat membutuhkan-Nya.”

Syuraih berujar, “Setiap kali seorang hamba ditimpa suatu musibah, pasti di sana ada tiga nikmat Allah ‘Azza wa Jalla. Musibah itu tidak berkenaan dengan diin-nya, musibah itu tidak lebih berat daripada yang terjadi, dan musibah itu pasti akan terjadi lalu telah terjadi.”
Yunus bin Ubaid menceritakan seseorang telah bertanya kepada Abu Ghanimah, “Bagaimana keadaanmu?” Ia menjawab, “Pagi ini aku dalam keadaan mendapat dua nikmat yang aku tidak tahu mana yang lebih baik. Yaitu dosa-dosa yang Allah tutupi sehingga tidak ada seorang pun yang mampu menelanjangiku karenanya, serta kecintaan yang Allah semaikan di dalam hati manusia yang tidak akan mampu dicapai oleh amal-amaku.”

Dalam mengomentari ayat:

سَنَسْتَدْرِجُهُم مِّنْ حَيْثُ لاَيَعْلَمُونَ

“Akan Kami beri istidraaj (ujian) kepada mereka dari arah yang tidak mereka ketahui.” (Qs. Al-A’raf: 182)

Sufyan bin ‘Uyainah berkata, “Mereka diliputi oleh kenikmatan dan terhalangi dari bersyukur.” Banyak juga yang menafsirkan, “Setiap kali mereka berbuat dosa, setiap kali itu pula mereka diberi nikmat.”

Seseorang bertanya kepada Abu Hazim. “Apakah syukurnya dua mata itu, wahai Abu Hazim?” Ia menjawab, “Jika kamu melihat kebaikan sebarkanlah, dan jika kamu melihat keburukan tutupilah!”

Orang itu bertanya lagi, “Bagaimana syukurnya dua telinga?” Abu Hazim menjawab, “Jika kamu mendengar kebaikan peliharalah, dan jika kamu mendengar keburukan cegahlah!”

Orang itu bertanya lagi, “Bagaimana syukurnya dua tangan?” Abu Hazim menjawab, “Jangan kamu gunakan ia untuk mengambil barang yang bukan haknya! Juga penuhilah hak Allah yang ada pada keduanya!”

Orang itu bertanya lagi, “Lalu bagaimana syukurnya perut?” Abu Hazim menjawab, “Hendaknya makanan ada di bagian bawah, sedangkan yang atas dipenuhi dengan ilmu!”

Orang itu bertanya lagi, “Bagaimana syukurnya kemaluan?” ia menjawab dengan membaca firman Allah ‘Azza wa Jalla,

وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ 5. إِلاَّعَلَى أَزْوَاجِهِمْ أَوْمَامَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ 6. فَمَنِ ابْتَغَى وَرَآءَ ذَلِكَ فَأُوْلاَئِكَ هُمُ الْعَادُونَ .7

“Dan orang-orang yang menjaga kemaluan mereka. Kecuali kepada istri-istri mereka atau hamba sahaya yang mereka miliki. Maka mereka tidaklah tercela. Dan barangsiapa mencari selain itu semua, merekalah orang-orang yang melampaui batas.” (Qs. Al-Mukminun: 5-7)

Orang itu bertanya lagi, “Bagaimana syukurnya dua kaki?” Ia menjawab, “Jika kamu melihat seseorang yang shalih meninggal, segera teladani amalannya. Dan jika mayat itu orang yang tidak baik, segera jauhi amal-amal yang dia kerjakan, kamu bersyukur kepada Allah! Sesungguhnya orang yang hanya bersyukur dengan lisannya itu seperti seseorang yang memiliki pakaian tetapi ia hanya memegang ujungnya, tidak memakainya. Maka ia pun tidak terlindungi dari panas, dingin, salju dan hujan.”

Beberapa ulama menulis surat kepada saudaranya. “Pagi ini kami diberi nikmat oleh Allah yang tidak terhingga, padahal kami banyak bermaksiat kepadanya. Kami tidak tahu terhadap yang mana kami harus bersyukur; terhadap keindahan yang dimudahkan ataukah terhadap dosa-dosa yang ditutupi?”

Cinta Dan Perkawinan

Satu hari, Plato bertanya pada gurunya, “Apa itu cinta? Bagaimana saya menemukannya?

Gurunya menjawab, “Ada ladang gandum yang luas didepan sana. Berjalanlahkamu dan tanpa boleh mundur kembali, kemudian ambillah satu saja ranting. Jika kamu menemukan ranting yang kamu anggap paling menakjubkan, artinya kamu telah menemukan cinta” .

Plato pun berjalan, dan tidak seberapa lama, dia kembali dengan tangan kosong, tanpa membawa apapun.

Gurunya bertanya, “Mengapa kamu tidak membawa satupun ranting?”

Plato menjawab, “Aku hanya boleh membawa satu saja, dan saat berjalan tidak boleh mundur kembali (berbalik)”. Sebenarnya aku telah menemukan yang paling menakjubkan, tapi aku tak tahu apakah ada yang lebih menakjubkan lagi di depan sana, jadi tak kuambil ranting tersebut. Saat kumelanjutkan berjalan lebih jauh lagi, baru kusadari bahwasanya ranting-ranting yang kutemukan kemudian tak sebagus ranting yang tadi, jadi tak kuambil sebatangpun pada akhirnya”

Gurunya kemudian menjawab ” Jadi ya itulah cinta”

Di hari yang lain, Plato bertanya lagi pada gurunya, “Apa itu perkawinan? Bagaimana saya bisa menemukannya?”

Gurunya pun menjawab “Ada hutan yang subur didepan saja.

Berjalanlah tanpa boleh mundur kembali (menoleh) dan kamu hanya boleh menebang satu pohon saja. Dan tebanglah jika kamu menemukan pohon yang paling tinggi, karena artinya kamu telah menemukan apa itu perkawinan”

Plato pun berjalan, dan tidak seberapa lama, dia kembali dengan membawa pohon. Pohon tersebut bukanlah pohon yang segar/ subur, dan tidak juga terlalu tinggi. Pohon itu biasa-biasa saja.

Gurunya bertanya, “Mengapa kamu memotong pohon yang seperti itu?”

Plato pun menjawab, “Sebab berdasarkan pengalamanku sebelumnya, setelah menjelajah hampir setengah hutan, ternyata aku kembali dengan tangan kosong. Jadi dikesempatan ini, aku lihat pohon ini, dan kurasa tidaklah buruk-buruk amat, jadi kuputuskan untuk menebangnya dan membawanya kesini. Aku tidak mau menghilangkan kesempatan untuk mendapatkannya”

Gurunya pun kemudian menjawab, “Dan ya itulah perkawinan”

***

Catatan kecil :

Cinta itu semakin dicari, maka semakin tidak ditemukan. Cinta adanya di dalam lubuk hati, ketika dapat menahan keinginan dan harapan yang lebih. Ketika pengharapan dan keinginan yang berlebih akan cinta, maka yang didapat adalah kehampaan… tiada sesuatupun yang didapat, dan tidak dapat dimundurkan kembali. Waktu dan masa tidak dapat diputar mundur. Terimalah cinta apa adanya.

Perkawinan adalah kelanjutan dari Cinta. Adalah proses mendapatkan kesempatan, ketika kamu mencari yang terbaik diantara pilihan yang ada, maka akan mengurangi kesempatan untuk mendapatkannya, Ketika kesempurnaan ingin kau dapatkan, maka sia-sialah waktumu dalam mendapatkan perkawinan itu, karena, sebenarnya kesempurnaan itu hampa adanya.

Pengorbanan Seorang Suami (Kisah Nyata)

Ini kisah saya copas dari sebuah milist. Setelah saya baca hingga selesai, Subhanallah…telah membuka kembali hati saya, bahwa sangat berartinya suami saya selama ini. Terimakasih cinta…apa yang telah engkau lakukan untuk kami, adalah perjuangan yang sangat besar dan mulia. Semoga Allah senantiasa melindungimu, memberikan balasan dan pahala yang sangat besar pula atas pengorbananmu selama ini. SyurgaNya. Amiin…Ya Rabbal’alamiin…

Selasa malam (1 Februari 2005), Setelah hujan lebat mengguyur Jakarta, gerimis masih turun. Saya pacu motor dengan cepat dari kantor disekitar Blok-M menuju rumah di Cimanggis-Depok. Kerja penuh seharian membuat saya amat lelah hingga di sekitar daerah Cijantung mata saya sudah benar-benar tidak bisa dibuka lagi. Saya kehilangan konsentrasi dan membuat saya menghentikan motor dan melepas kepenatan di sebuah shelter bis di seberang Mal Cijantung. Saya lihat jam sudah menunjukan pukul 10.25 malam.

Keadaan jalan sudah lumayan sepi. Saya telpon isteri saya kalau saya mungkin agak terlambat dan saya katakan alasan saya berhenti sejenak.

Setelah saya selesai menelpon baru saya menyadari kalau disebelah saya ada seorang ibu muda memeluk seorang anak lelaki kecil berusia sekitar 2 tahun. Tampak jelas sekali mereka kedinginan. Saya terus memperhatikannya dan tanpa terasa airmata saya berlinang dan teringat anak saya (Naufal) yang baru berusia 14 bulan. Pikiran saya terbawa dan berandai-andai, “Bagaimana jadinya jika yang berada disitu adalah isteri dan anak saya?”

Tanpa berlama-lama saya dekati mereka dan saya berusaha menyapanya. ” Ibu,ibu,kalau mau ibu boleh ambil jaket saya, mungkin sedikit kotor tapi masih kering. Paling tidak anak ibu tidak kedinginan” Saya segera membuka raincoat dan jaket saya, dan langsung saya berikan jaket saya.

Tanpa bicara, ibu tersebut tidak menolak dan langsung meraih jaket saya. Pada saat itu saya baru sadar bahwa anak lelakinya benar-benar kedinginan dan giginya bergemeletuk.

“Tunggu sebentar disini bu!” pinta saya. Saya lari ke tukang jamu yang tidak jauh dari shelter itu dan saya meminta air putih hangat padanya. an Alhamdulillah, saya justeru mendapatkan teh manis hangat dari tukang jamu tersebut dan segera saya kembali memberikannya kepada ibu tersebut. “Ini bu,.. kasih ke anak ibu!” selanjutnya mereka meminumnya berdua.

Saya tunggu sejenak sampai mereka selesai. Saya hanya diam memandangi lalu lalang kendaraan yang lewat “Bapak, terima kasih banyak, mau menolong saya” sesaat kemudian ibu tersebut membuka percakapan. Ah, tidak apa-apa, ngomong-ngomong ibu pulang kemana? Tanya saya Saya tinggal di daerah Bintaro tapi…(dia menghentikan bicaranya), Bapak pulang bekerja ? dia balas bertanya.

“Ya” jawab saya singkat.

“Kenapa sampai larut malam pak, memangnya anak isteri bapak tidak menunggu? Tanyanya lagi. Saya diam sejenak karena agak terkejut dengan pertanyaannya.

“Terus terang bu, sebenarnya selama ini saya merasa bersalah karena terlalu sering meninggalkan mereka berdua. Tapi mau bilang apa, masa depan mereka adalah bagian dari tanggung jawab saya. Saya hanya berharap semoga Allah terus menjaga mereka ketika saya pergi.” Mendengar jawaban saya si ibu terisak, saya jadi serba salah. “Bu, maafkan saya kalau saya salah omong.

Pak kalau boleh saya minta uang seratus ribu, kalau bapak berkenan? Pintanya dengan sedih dan sopan. Airmatanya berlinang sambil mengencangkan pelukan ke anak lelakinya.

Karena perasaan bersalah, saya segera keluarkan uang limapuluh-ribuan 2 lembar dan saya berikan padanya. Dia berusaha meraih dan ingin mencium tangan saya, tetapi cepat-cepat saya lepaskan. “ya sudah, ibu ambil saja, tidak usah dipikirkan!” saya berusaha menjelaskannya. “Pak kalau jas hujannya saya pakai bagaimana? Badan saya juga benar-benar kedinginan dan kasihan anak saya” kembali ibu tersebut bertanya dan sekarang membuat saya heran. Saya bingung untuk menjawabnya dan juga ragu memberikannya. Pikiran saya mulai bertanya-tanya, Apakah ibu ini berusaha memeras saya dengan apa yang ditampilkannya di hadapan saya? tapi saya entah mengapa saya benar-benar harus meng-ikhlas- kannya. Maka saya berikan raincoat saya dan kali ini saya hanya tersenyum tidak berkata sepatahpun.

Tiba tiba anaknya menangis dan semakin lama semakin kencang. Ibu tersebut sangat berusaha menghiburnya dan saya benar-benar bingung sekarang harus berbuat apa? Saya keluarkan handphone saya dan saya pinjamkan pada anak tersebut. Dia sedikit terhibur dengan handphone tersebut, mungkin karena lampunya yang menyala. Saya biarkan ibu tersebut menghibur anaknya memainkan handphone saya. Sementara itu saya berjalan agak menjauh dari mereka. Badan dan pikiran yang sudah lelah membuat saya benar-benar kembali tidak dapat berkonsentrasi. Mungkin sekitar 10 menit saya hanya diam di shelter tersebut memandangi lalu lalang kendaraan. Kemudian saya putuskan untuk segera pulang dan meninggalkan ibu dan anaknya tersebut. Saya ambil helm dan saya nyalakan motor, saya pamit dan memohon maaf kalau tidak bisa menemaninya. Saya jelaskan kalau isteri dan anak saya sudah menunggu dirumah. Ibu itu tersenyum dan mengucapkan terima kasih kepada saya.

Dia meminta no telpon rumah saya dan saya tidak menjawabnya, saya benar-benar lelah sekali dan saya berikan saja kartu nama saya. Sesaat kemudian saya lanjutkan perjalanan saya.

Saya hanya diam dan konsentrasi pada jalan yang saya lalui. Udara benar-benar terasa dingin apalagi saat itu saya tidak lagi mengenakan jaket dan raincoat ditambah gerimis kecil sepanjang jalan. Dan ketika sampai di depan garasi dan saya ingin menelpon memberitahukan ke isteri saya kalau saya sudah di depan rumah saya baru sadar kalau handphone saya tertinggal dan masih berada di tangan anak tadi. Saya benar-benar kesal dengan kebodohan saya. Sampai di dalam rumah saya berusaha menghubungi nomor handphone saya tapi hanya terdengar nada handphone dimatikan. “Gila.Saya benar-benar goblok, tidak lebih dari 30 menit saya kehilangan handphone dan semua didalamnya” dengan suara tinggi, saya katakan itu kepada isteri saya dan dia agak tekejut mendengarnya. Selanjutnya saya ceritakan pengalaman saya kepadanya. Isteri saya berusaha menghibur saya dan mengajak saya agar meng-ikhlaskan semuanya. “Mungkin Allah memang menggariskan jalan seperti ini. Sudahlah sana mandi dan shalat dulu, kalau perlu tambah shalat shunah-nya biar bisa lebih ikhlas” dia menjelaskan. Saya segera melakukannya dan tidur.

Keesokan paginya saya terpaksa berangkat kerja membawa mobil padahal hal ini, tidak terlalu saya suka. Saya selalu merasa banyak waktu terbuang jika bekerja membawa mobil ketimbang naik motor yang bisa lebih cepat mengatasi kemacetan. Kalaupun saya bawa motor saya khawatir hujan karena kebetulan saya tidak ada cadangan jaket dan raincoat juga sudah saya berikan kepada ibu dan anak tadi malam. Setelah mengantar isteri yang kerja di salah satu bank swasta di sekitar depok saya langsung menuju kantor tetapi pikiran saya terus melanglang buana terhadap kejadian tadi malam. Saya belum benar-benar meng-ikhlaskan kejadian tadi malam bahkan sesekali saya mengumpat dan mencaci ibu dan anak tersebut didalam hati karena telah menipu saya.

Sampai di kantor, saya kaget melihat sebuah bungkusan besar diselimuti kertas kado dan pita berada di atas meja kerja saya. Saya tanya ke office boy, siapa yang mengantar barang tersebut. Dia hanya menjawab dengan tersenyum kalau yang mengantar adalah supirnya ibu yang tadi malam, katanya bapak kenal dengannya setelah pertemuan semalam bahkan dia menambahkan kelihatannya dari orang berada karena mobilnya mercy yang bagus.

“Bapak selingkuh ya, pagi-pagi sudah dapat hadiah dari perempuan? tanyanya sedikit bercanda kepada saya. Saya hanya tersenyum dan saya menanyakan apakah dia ingat plat nomor mobil orang tersebut, office boy tersebut hanya menggelengkan kepala..

Segera saya buka kotak tersebut dan “Ya Allah, semua milik saya kembali. Jaket, raincoat, handphone, kartu nama dan uangnya. Yang membuat saya terkejut adalah uang yang dikembalikan sebesar 2 juta rupiah jauh melebihi uang yang saya berikan kepadanya. Dan juga selembar kertas yang tertulis ;

” Pak, terima kasih banyak atas pertolongannya tadi malam. Ini saya kembalikan semua yang saya pinjam dan maafkan jika saya tidak sopan. Kemarin saya sudah tidak tahan dan mencoba lari dari rumah setelah saya bertengkar hebat dengan suami saya karena beliau sering terlambat pulang ke rumah dengan alasan pekerjaan. Bodohnya, dompet saya hilang setelah saya berjalan-jalan dengan anak saya di Mall Cijantung. Sebenarnya saya semalam ingin melanjutkan perjalanan ke rumah kakak saya di depok, tetapi saya jadi bingung karena tidak ada lagi uang untuk ongkos makanya saya hanya berdiam di hate bis itu. Setelah saya bertemu dan melihat bapak tadi malam, saya baru menyadari bahwa apa yang suami saya lakukan adalah demi cinta dan masa depan isteri dan anaknya juga. Salam dari suami saya untuk bapak. Salam juga dari kami sekeluarga untuk anak-isteri bapak di rumah. Suami saya berharap, biarlah bapak tidak mengetahui identitas kami dan biarlah menjadi pelajaran kami berdua . Oh ya, maaf handphone bapak terbawa dan saya juga lupa mengembalikannya tadi malam karena saya sedang larut dalam kesedihan. Terima kasih.

Segera saya telpon isteri saya dan saya ceritakan semua yang ada dihadapan saya. Isteri saya merasa bersyukur dan meminta agar semua uangnya diserahkan saja ke mesjid terdekat sebagai amal ibadah keluarga tersebut.

from : milis crewkkn_ugmgorontal o@yahoogroups. com

::::::::::::::::::RENUNGKANLAH:::::::::::::::::::::

Ucapanmu Adalah Menggambarkan Nilai Dan Kualitas Dari Dirimu,Maka"Buatlah Lidahmu Semanis Madu Dan Se-Segar Air Pegunungan"
Tatapan Matamu Menggambarkan Keberanian,Kejujuran,Dan Ke-Ikhlasan-mu
Menghadapi Segala Hal,Maka"Buatlah Matamu Se-Tenang Dan Sedalam Lautan
Yang Luas Yang Dengan Tenang Menampung Semua Yg Ada Di Langit Dan Di
Bumi Yang Di Alirkan Kepadanya"

Matamu Adalah Anugerah Suci Illahi Yang Memancarkan Keindahan Dan
...Keagungan Alam,Maka"Buatlah Matamu Sejernih Embun Pagi, Dan Jangan Kau
Percikan Kotoran Dan Dosa Kedalam-nya

Lihatlah Betapa Sempurna Tuhan Menciptakan Tangan-Tanganmu,Karena Dia Hendak Mewakilkan Pekerjaan-Nya Melalui Tangan-Tanganmu,Maka"Jangan Gunakan Tangan-Tanganmu Untuk Mencuri Apapun Dari Kehidupan Ini"

Memahami Dan Mendengarkan Suara Hati N...urani Dan Perasaan Bukanlah Bidang Para Pembuat Syair Dan Puisi Romantis Atau Kaum Feminim Saja,Hatinurani Atau Intuisi Adalah Pintu Gerbang Antara Yang Nampak Mata Dengan Yang Tak Nampak,Keberadaan Manusia Juga Berdiri Disana.

Nalar Logika Dan Intuisi Adalah Ibarat Air Dan Gelas-nya(Tempatnya),Maka Memperhatikan Intuisi Adalah Sama Penting Di Banding Rasio Logika,Jika Orang Hanya Memperhatikan Secara Dominan Salah Satunya,Maka Ketidak Seimbangan Dalam Segala Hal Akan Selalu Terjadi,Dan Efeknya Adalah Penderitaan,Kesedihan,Kegagalan,Dan Kesesatan.

Tuntunan Shalat: Syarat-Syarat Sholat

Syarat-syarat yang harus dipenuhi sebelum melakukan shalat dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) macam yaitu :
I. Syarat-Syarat Wajib Shalat, yaitu syarat-syarat diwajibkannya seseorang mengerjakan shalat. Jadi jika seseorang tidak memenuhi syarat-syarat itu tidak diwajibkan mengerjakan shalat. yaitu :
1. Islam, Orang yang tidak Islam tidak wajib mengerjakan shalat.
2. Suci dari Haidl dan Nifas, Perempuan yang sedang Haidl (datang bulan)atau baru melahirkan tidak wajib mengerjakan shalat.
3.Berakal Sehat, Orang yang tidak berakal sehat seperti orang gila,orang yang mabuk, dan Pingsan tidak wajib mengerjakan shalat, sebagaimana sabda Rasulullah, “Ada tiga golongan manusia yang telah diangkat pena darinya (tidak diberi beban syari’at) yaitu; orang yang tidur sampai dia terjaga, anak kecil sampai dia baligh dan orang yang gila sampai dia sembuh.” (HR. Abu Daud dan lainnya, hadits shahih)
4. Baliqh (Dewasa), Orang yang belum baliqh tidak wajib mengerjakan shalat. Tanda-tanda orang yang sudah baliqh:
a. Sudah berumur 10 tahun. sebagaimana sabda Rasulullah, “Perintahkanlah anak-anak untuk melaksanakan shalat apabila telah berumur tujuh tahun, dan apabila dia telah berumur sepuluh tahun, maka pukullah dia kalau tidak melaksanakannya.” (HR. Abu Daud dan lainnya, hadits shahih)
b. Mimpi bersetubuh.
c. Mulai keluar darah haidl (datang bulan) bagi anak perempuan
5.Telah sampai da’wah kepadanya, Orang yang belum pernah mendapatkan da’wah/seruan agama tidak wajib mengerjakan shalat.
6. Terjaga, Orang yang sedang tertidur tidak wajib mengerjakan shalat.
II. Syarat-Syarat Sah Shalat, yaitu yang harus dipenuhi apabila seseorang hendak melakukan shalat. Apabila salah satu syarat tidak dipenuhi maka tidak sah shalatnya. Syarat-syarat tersebut ialah :
1. Masuk waktu shalat. Shalat tidak wajib dilaksanakan terkecuali apabila sudah masuk waktunya, dan tidak sah hukumnya shalat yang dilaksanakan sebelum masuk waktunya. Hal ini berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, “Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” (An-Nisa’: 103)
Maksudnya, bahwa shalat itu mempunyai waktu tertentu. Dan malaikat Jibril pun pernah turun, untuk mengajari Nabi shallallaahu alaihi wasallam tentang waktu-waktu shalat. Jibril mengimaminya di awal waktu dan di akhir waktu, kemudian ia berkata kepada Nabi shallallaahu alaihi wasallam, “Di antara keduanya itu adalah waktu shalat.”
2. Suci dari hadats besar dan hadats kecil. Hadats kecil ialah tidak dalam keadaan berwudhu dan hadats besar adalah belum mandi dari junub. Dalilnya adalah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, artinya, “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai siku, dan sapulah kepalamu dan (basuhlah) kakimu sampai kedua mata.”
Sabda Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam, artinya, “Allah tidak akan menerima shalat yang tanpa disertai bersuci”. (HR. Muslim)
3. Suci badan, pakaian dan tempat shalat dari najis, adapun dalil tentang suci badan adalah sabda Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam terhadap perempuan yang keluar darah istihadhah, “Basuhlah darah yang ada pada badanmu kemudian laksanakanlah shalat.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Adapun dalil tentang harusnya suci pakaian, yaitu firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, “Dan pakaianmu, maka hendaklah kamu sucikan.” (Al-Muddatstsir: 4)
Adapun dalil tentang keharusan sucinya tempat shalat yaitu hadits Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata, “Telah berdiri seorang laki-laki dusun kemudian dia kencing di masjid Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam , sehingga orang-orang ramai berdiri untuk memukulinya, maka bersabdalah Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam, ‘Biarkanlah dia dan tuangkanlah di tempat kencingnya itu satu timba air, sesungguhnya kamu diutus dengan membawa kemudahan dan tidak diutus dengan membawa kesulitan.” (HR. Al-Bukhari).
4. Menutup aurat, Aurat harus ditutup rapat-rapat dengan sesuatu yang dapat menghalangi terlihatnya warna kulit. Hal ini berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, “Wahai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah setiap kali berada ditempat sujud .” (Al-A’raf: 31)
Yang dimaksud dengan pakaian yang indah adalah yang menutup aurat. sedangkan tempat sujud adalah tempat shalat. Para ulama sepakat bahwa menutup aurat adalah merupakan syarat sahnya shalat, dan barangsiapa shalat tanpa menutup aurat, sedangkan ia mampu untuk menutupinya, maka shalatnya tidak sah.
5. Menghadap kiblat, Orang yang mengerjakan shalat wajib menghadap kiblat yaitu menghadap ke arah Masjidil Charam. Hal ini berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, “Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkanmu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, maka palingkanlah mukamu ke arahnya.” (Al-Baqarah: 144)

Aku dan Rabbku

al-quran1eramuslim – “Basahilah lidahmu dengan dzikir” duh.. sudah berapa kali saya dengar hadist ini tapi …waktu yang digunakan untuk berdzikir masih sedikit, padahal Allah berfirman “AKu bersama hamba-Ku ketika dia mengingat-Ku”. Allahu Akbar. Luar biasa, mencoba untuk melakukan variasi dalam berdzikir kenapa tidak ? La illahaillallah adalah sebaik2 dzikir …wueshh pikiranpun mulai menerawang balasan apa yang akan Allah kasih jika saya mengucapkan Laillahailallah 1x apakah senilai uang 1 juta,10 juta atau 100 juta, lebih, pasti lebih dari itu di hadapan Rabbul Izzati. Subahannallah. Rugiii…..berapa sudah waktu yag hilang, uang yang hilang, istana yang tertunda di surga nanti – InnaLillahiwainaillaihi’irojiun. Ga papa kan berdagang dengan Allah.
Imam Al Ghazali dalam risalahnya Al Asma Al Husna menuliskan kecintaan kepada Allah bisa ditingkatkan dengan tiga cara ; (i) mengingatnya (ii) mempercayainya (iii) mempertahankannya. Begitu pula Pak Ary Ginanjar dalam bukunya “Rahasia membangun kecerdasan Emosional dan Spiritual” beliau menulis bahwa seorang hamba bisa menjadi manusia yang luar biasa jika mau meneladani sifat-sifat Allah dengan cara mengingat-ingatnya dan meneladani sifat-sifat-Nya.
Sesungguhnya antara hamba dengan Rabbnya ada 2 panghalang ; (i) ilmu dan (ii) ego (Aku). Perasaan jenuh, bosen, mandek atau tidak ada peningkatan terkadang datang pula, tapi ingat pesan “yang mencari akan menemukan” ada secercah harapan untuk mencari lagi, baik itu dari buku, artikel baik itu di majalah atau di internet, seminar , maupun taklim – apa saja. Alhamdulillah masih ada rasa haus yang belum terpuaskan dengan minuman yang standard.
Mencoba untuk flash back ke zaman para sahabat yang memiliki tingkat keimanan yang mempesona dan berdecak kagum setiap kali membaca kisahnya, sudah tentu pengetahuan mereka tentang surga, neraka, negri akhirat dan segala sesuatu yang terjadi didalamnya berbeda dengan pengetahuan saya dan itu mungkin yang membuat tingkat keimanan saya seolah tak bergerak. Ego, Aku “barang siapa yang mengenal dirinya maka dia akan mengenal Tuhannya dan barang siapa yang mengenal dirinya maka tidak ada waktu untuk mencari kesalahan orang lain”.
Ada perasaan aneh menghampiri ketika mencoba berlama-lama bercermin. sudah berapa jauh saya mengenal diri saya dengan baik dan sudah berapa lama saya menyadari begitu sangat rentannya melakukan kesalahan setiap detik.
Menjadi milik-Nya bukan sebaliknya menjadikan Allah sebagai milik saya dan mengikuti semua keinginaan saya – Naudzubillahiminzalik, kebodohan apalagi yang saya lakukan berlarut-larut. STOP. “Ya Rabb biarkan aku menjadi milik-Mu selamanya…menyatu bersama-Mu, biarkan jiwa ini terbakar oleh cahaya-Mu..cinta-Mu”.
Teringat kembali firman Allah SWT “Sesungguhnya Aku mengikuti perasaan hamba-Ku terhadap-Ku” kenapa tidak saya coba untuk mengatakan ke diri saya sendiri dengan menggunakan 3 metode dari imam Al Ghazali diatas : “saya selalu bersamaMu ya Allah” ( bukannya saya ingin bersamaMu), “saya selalu mencintaiMu ya Rabb” (bukannya saya ingin mencintai-Mu), “saya selalu merindukan-Mu ya Tuhanku”. Ada perasaan puas yang mengalir, seolah-olah sesuatu yang sudah tercapai dan tinggal menikmati saja perjalanan hidup bersama Al Malik, Al Aziz. Perasaan tenang, aman, damai, bahagia yang selama ini dicaripun mulai rajin menjenguk orang pesakitan seperti saya.
WaLlahua’lam bi shawab.

Manfaat Minum Air Kelapa Ketika Hamil


 Air kelapa tak hanya bisa melepaskan dahaga, tetapi kandungan gizi yang terdapat di dalamnya sangat baik untuk kesehatan. Salah satunya, minum air kelapa selama kehamilan sangat dianjurkan, karena memiliki banyak manfaat kesehatan bagi ibu serta bayi.
Ada banyak nutrisi penting dalam air kelapa dan memiliki tingkat yang sama dengan keseimbangan elektrolitik yang kita miliki dalam darah. Air kelapa juga steril secara alami. Secara umum, air kelapa sangat sehat, tetapi bahkan lebih menguntungkan untuk wanita hamil.
Di negara-negara tropis yang hangat, dan kelapa tersedia dengan mudah, dokter sering kali merekomendasikan minimum satu gelas air kelapa per hari untuk wanita hamil. Kelapa membantu menjaga kesehatan ibu dan pertumbuhan janin.
Air kelapa tender (empuk atau muda) dikenal sebagai sumber terkaya elektrolit, oleh karena itu sangat dianjurkan bagi orang yang menderita penyakit apa pun. Air kelapa juga mengandung klorida, kalium, magnesium, moderat jumlah gula, natrium dan protein yang tinggi.
Kalium dari minum air kelapa dapat membantu mengatur tekanan darah dan fungsi jantung. Juga merupakan sumber yang sangat baik dari serat, mangan, kalsium, riboflavin dan vitamin C.
Seperti dilansir dari babycenter dan buzzle, Senin (22/3/2010), beberapa manfaat dari air kelapa untuk wanita hamil adalah sebagai berikut:
  1. Air kelapa adalah minuman isotonik alami. Ini membantu dalam pengisian cairan dan hilangnya garam alami yang dilepaskan oleh tubuh. Air kelapa dapat sangat mencegah dehidrasi dan kelelahan.
  2. Air kelapa pada dasarnya bebas lemak dan dikenal sebagai minuman nol kolesterol. Beberapa studi telah melaporkan, bahwa air kelapa juga memiliki efek positif untuk menaikkan tingkat HDL (High-density lipoprotein), yaitu kadar kolesterol yang baik dalam tubuh. Hal ini dapat membantu menjaga kadar kolesterol tinggi.
  3. Air kelapa sangat dikenal untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh. Karena air kelapa kaya dengan asam laurat yang digunakan tubuh untuk menghasilkan monolaurin yang dapat memerangi penyakit asam lemak turunan. Asam laurat dapat memiliki anti bakteri, anti virus dan anti jamur. Kandungan seperti itu dapat sangat membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh ibu dan pertumbuhan janin, dan sangat mencegah terjadinya infeksi flu, HIV, herpes, dan lainnya.
  4. Manfaat kesehatan lain dari air kelapa adalah bahwa dapat membantu mencegah dan mengobati mulas. Air kelapa secara efektif membantu membersihkan usus dan saluran pencernaan. Hal ini dapat meringankan wanita hamil dari mulas dan sembelit, juga disarankan untuk orang yang menderita bisul.
  5. Sebagian besar wanita menderita urinary tract infection (infeksi saluran kemih atau UTI). Air kelapa menjadi diuretik alami, dapat membantu meningkatkan aliran dan frekuensi urin. Dengan demikian, air kelapa dapat mengeluarkan racun dari dalam tubuh dengan mudah, sehingga dapat mencegah infeksi saluran kemih dan timbulnya batu ginjal.
  6. Air kelapa adalah sumber alami dan aman untuk hidrat tubuh, dan melancarkan pencernaan, dan juga merupakan bahan kimia gratis yang mengandung jumlah elektrolit yang tinggi.
  7. Air kelapa ringan dan bahkan dapat membantu dalam penurunan berat badan. Satu cangkir air kelapa hanya mengandung 46 kalori, air kelapa seperti 95 persennya adalah air.
Air kelapa secara umum memiliki banyak manfaat kesehatan, dan merupakan sumber besar untuk mengisi kembali jumlah elektrolit tubuh, itulah sebabnya dianjurkan untuk orang tua dan orang sakit.
Jadi, ibu hamil sangat dianjurkan minum air kelapa setiap hari untuk mendapatkan semua manfaat kesehatan seperti yang disebutkan di atas. Minum air kelapa selama hamil juga dianjurkan dicampur dengan gula atau kunyit. Daging putih kelapa juga dapat dikonsumsi, karena sehat bagi ibu dan janin.

Sering-seringlah Mengajak Bayi Bicara


Illinois, Beberapa bulan sebelum bayi bisa berbicara dengan baik, maka kata-kata yang sering didengarnya akan memiliki peran yang penting dalam perkembangan otaknya. Studi terbaru menunjukkan seringnya orangtua mengajak bayi berbicara dapat meningkatkan kekuatan otaknya.
Meskipun bayi baru berusia 3 bulan, kata-kata bisa memiliki efek yang besar di dalam pikirannya dibandingkan dengan suara-suara seperti musik.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa bayi yang sering mendengar kata-kata langsung akan lebih mampu mengelompokkan gambar-gambar tertentu dibandingkan bayi yang hanya mendengarkan nada-nada saja.
Sekitar 50 bayi laki-laki dan perempuan yang berusia 3 bulan ditunjukkan serangkaian gambar seperti ikan dan disertai dengan kata-kata ataupun hanya nada saja. Kemudian bayi-bayi ini ditunjukkan gambar ikan dan gambar dinosaurus secara berdampingan lalu peneliti mengukur berapa lama bayi melihat setiap gambar.
Ternyata didapatkan bayi lebih lama melihat gambar ikan dibandingkan dengan dinosaurus, hal ini menunjukkan bahwa bayi telah mengelompokkan gambar ikan di dalam pikirannya. Namun bayi yang mendengarkan kata-kata akan melihat gambar ikan dalam waktu yang lebih lama. Hasil penelitian ini telah dilaporkan dalam jurnal Child Development.
“Untuk bayi yang masih muda yaitu sekitar 3 bulan, maka kata-kata akan memiliki pengaruh yang khusus dalam mendukung kemampuannya untuk membentuk suatu kelompok atau kategori tertentu,” ujar peneliti Susan Hespos, dari Northwestern University di Illinois, seperti dikutip dari Dailymail, Jumat (26/3/2010).
Sementara itu Sandra Waxman, rekan penulis menuturkan pembicaraan manusia terutama yang diarahkan langsung ke bayi akan membuat bayi memberikan perhatian lebih pada benda-benda disekitarnya sehingga meningkatkan perkembangan otaknya.
“Seiring berjalannya waktu, efek umum dari perhatian yang diberikan bayi terhadap kata-kata yang sering didengarnya akan semakin halus. Sehingga lama kelamaan bayi akan bisa memisahkan kata dan jenis katanya untuk makna tertentu,” ujar Waxman.
Namun, kemampuan yang luar biasa dari otak bayi tidak berhenti sampai disana. Penelitian sebelumnya menyimpulkan bayi dapat berkomunikasi dengan pikiran yang kompleks pada usia 12 bulan. Peneliti di Jerman menunjukkan bayi laki-laki dan perempuan yang berusia 1 tahun sudah mampu memahami pikiran orang dewasa.
Sebenarnya bayi sudah dapat mendengar apa yang dibicarakan oleh orangtuanya sejak masih berada di dalam rahim. Sehingga jika bayi sudah sering diajak berbicara sejak masih usia muda, maka kemampuan otaknya untuk berkembang akan semakin meningkat. Karena itu sering-seringlah mengajak bicara bayi Anda.

●●RENUNGAN JIWA●●

Melayani satu hati dengan satu tindakan adalah lebih baik daripada seribu kepala tertunduk dalam doa.
Sebenarnya tidak ada kekhawatiran pada diri anak manusia. Namun orang yang beriman kepada ALLAH merasa malu dan khawatir tentang sekecil apapun dosa yang dilakukan..
Berdoa tanpa kata-kata namun dengan hati yang tulus adalah lebih baik daripada berjuta kata tanpa hati.

Cukup mudah untuk bersikap ramah pada teman sendiri. Tetapi untuk bersikap ramah dan berteman dengan orang yang menganggap dirinya sebagai musuh kita adalah intisari ajaran beragama yang benar
Terkadang menjadi misteri bagi kita semua. Bagaimana orang bisa merasa dirinya terhormat, berjalan tanpa dosa sementara apa yang dilakukan adalah membuat kesengsaraan manusia lain.

Dunia mampu mencukupi kebutuhan manusia tapi tidak mampu mencukupi keserakahan manusia karena keserakahan tidak berbatas.

Jika kita ingin mengajarkan perdamaian sejati di dunia ini dan jika kita ingin mengatakan TIDAK kepada perang maka kita harus memulainya dengan menyayangi dan mengasihi anak-anak.

Kebahagiaan adalah ketika apa yang kita pikirkan, apa yang kita katakan dan apa yang kita lakukan berada dalam keharmonisan.
Ketika kita mengagumi keajaiban sebuah keindahan seperti matahari terbenam atau bulan bersinar indah, memujilah kepada sang Pencipta dan itulah ibadah. Bukankah Dia menunjukkan KebesaranNya pada apa yang diciptakanNya.
ALLAH terkadang memberi cobaan pada hambaNya sampai pada titik keputusasaan bagi orang – orang yang akan Dia muliakan. Maka besarkanlah hatimu dalam setiap cobaanNya.
Cara terbaik untuk menemukan jatidiri kita adalah dengan merelakan diri untuk berguna bagi orang lain

●●TAMPARAN ALLAH YANG PENUH KASIH SAYANG——-

Ilmu Allah Swt sangatlah Luas sekali bahkan tak terbatas. Di dalam Ke Maha Luasan Ilmu-Nya itu meliputi segala macam sifat2, apakah itu yang baik2 maupun yang buruk2, juga meliputi yang “Alami” dan “Ilmiah”. Tinggal bagaimana manusianya mengambil pelajaran dan hikmah dari apa2 yang telah di sediakan Allah Swt dari pada Ilmu-Nya yang Maha Luas tadi.
Jika kita semuanya mau menyadari…, bahwa sesuatu yang Alami dan sesuatu yang Ilmiah itu adalah bagaikan dua kekuatan yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Ibarat dua tangan, yaitu Tangan Kiri dan Tangan Kanan yang kedua2nya punya peranan masing2 dan memiliki kedudukan masing2. Akan tetapi walau kedua2nya berbeda dari segi peranan dan kedudukan tentunya jika ia bekerjasama dalam hal Kebaikan maka akan terjalinlah suatu keharmonisan dalam hidup.
Tetapi jika masing2 diri hanya melihat peranan dan kedudukan di dirinya semata tanpa melihat saudaranya yang lain, begitu pula sebaliknya. Maka tak ubahnya ia itu ibarat Manusia yang hanya memiliki Satu tangan. Ada yang memiliki hanya tangan kanan saja dan ada pula yang hanya memiliki tangan kiri saja. Apakah itu yang dikatakan SEMPURNA?

Kesempurnaan itu bukanlah terletak pada kedirian/ke EGO an/Hawa Nafsu. Karena kedirian/ke EGO an/Hawa Nafsu itu membawa perselisihan, perdebatan, pertengkaran, permusuhan, sumpah serapah, kutuk mengutuk, hujat menghujat, caci mencaci, cela mencela, prasangka buruk, merasa diri yang paling benar, yang paling sampai dll….dll…dll… dan pada akhirnya akan timbul Fitnah memfitnah.
Apakah seperti itu para Arifbillah…..???
Apakah seperti itu para Pencinta Allah…..???
Apakah seperti itu para Kekasih Allah…..???
“Kebenaran yang Hakiki”(Allah Swt) itu adalah Maha segala Maha, walaupun “DIA” pantas untuk sombong karena Maha segala Maha tetapi pada kenyataanya “DIA” tidaklah sombong bahkan Maha Rahman dan Maha Rahim. Buktinya…. Insan yang lemah tiada daya dan tiada upaya yang fitrahnya di dalam ke Dho’if an senantiasa selalu di perhatikan. Dari pagi sampai pagi lagi, dari buka mata sampai tutup mata… 24 jam sehari semalam selalu mengalir Berkat, Rahmat dan Nikmat-Nya kepada Insan walau insan itu menyadarinya ataupun tidak.
Lalu bagaimanakah mereka2 yang telah merasa kenal dengan Allah…???
Banyak di antara mereka yang lupa akan fitrah dirinya, sehingga “KESADARAN” telah di kendalikan oleh “PERASAAN”, Ya…. “PERASAAN”. Perasaan telah menguasai Kesadaran dirinya sehingga membuat dirinya merasa paling sempurna, merasa paling berilmu, merasa paling tinggi, merasa paling hebat, merasa paling kenal, merasa paling sampai, paling…. paling…paling. 1000 kali paling… …..Waaaaaaaahhh!!!!!.
Saudaraku….. semuanya.
Sungguh!, Letak kesempurnaan itu hanya ada pada Allah Swt yang di sebut pula dengan “KEBENARAN HAKIKI”. Jika seseorang berjalan menuju kepada-Nya dengan menyadari ke Fitrahan dirinya dengan menyadari Sesadar-sadarnya bahwa dirinya itu “Laa Haw Laa Wa Laa Quwwata Illaa Billah”(Tiada daya dan tiada upaya melainkan Qudrat Iradat Allah semata dari buka mata sampai tutup mata kembali, 24 jam sehari semalam di dalam gerak dan diamnya, maka merekalah yang akan masuk dalam Pemeliharaan Allah Swt. Dan akan di tuntun oleh Allah kepada jalan2 kebaikan yang membawa Rahmat Kasih dan Sayang.
Tetapi apabila Kedirian/ke EGO an/Hawa Nafsu yang mengendalikan dirinya dari buka mata sampai tutup mata kembali, 24 jam sehari semalam di dalam gerak dan diamnya, maka merekalah yang akan masuk di dalam perangkap “Iblis/Syaitan yang membuat perasaan was2, sangka2, perasaan gelisah, perasaan bingung, perasaan gundah, perasaan resah, perasaan takut dll. Dan akan dituntunlah ia oleh Perasaan itu kepada jalan2 keburukan yang membawa Laknat, Benci, dan Tak mau tersaingi.
Tetapi bagaimana dengan mereka yang telah mengenal akan Allah tetapi masih saja kedirian/ke EGO an/Hawa Nafsu yang mengendalikan dirinya, yang berbuahkan…… Laknat, Benci, dan Tak Mau Tersaingi…?
Berarti mereka itu mengenal akan Allah hanya masih di tataran TEORI belaka, belum lagi masuk kepada “KESADARAN”, walau mengakunya telah sampai, walau mengakunya telah sempurna ilmu, walau mengakunya telah dituruni Laduni, Walau mengakunya telah MANUNGGALING KAWLA GUSTI. Jika masih kedirian/ke EGO an/Hawa Nafsu yang mengendalikan dirinya, maka apa2 yang di aku2i nya hanyalah TEORI!…. ya… TEORI!
Saudara2ku semuanya……
Marilah kita kembali kepada KESADARAN yang ada pada diri kita masing2. Tanyakan pada diri kita….dan Renungilah.
Apakah saya masih di kendalikan oleh kedirian/ke EGO an/Hawa Nafsu ataukah tidak…???
Tanyakanlah…. Tanyakanlah…. Tanyakanlah….
Pesan ini lebih utama untuk diri saya pribadi, dan juga untuk kita semuanya yang berada di jalan Ma’rifatullah. Agar benar2 kita berada pada jalan Ma’rifatullah yang sesuai dengan yang dijalani para Ambiya wal Mursalin, Wali2 Allah dan para Arifbillah yang Ikhsan.
Salam Cinta Damai Kasih dan Sayang di dalam Rahmat dan Ridho Allah swt.
Pengembara Jiwa yang masih di dalam perjalanan dan masih di dalam belajar